JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com- Belum sampai satu tahun menerima bantuan, uang milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Jombang, Jawa timur, Sudah ludes. Diduga kuat dibuat bancaan Kepala desa dan pengurus BUMDes itu sendiri.
Menurut Suwanan, warga setempat ia mengatakan, tahun 2015 lalu BUMDes desa Kedungmlati, dapat bantuan dari Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp. 100 juta. Akhir tahun 2015, uang tersebut dibelikan 7 ekor sapi. Tujuh ekor sapi itu dipelihara oleh pengurus BUMDes itu sendiri. Terus baru beberapa bulan dijual lagi. Sejak sapi itu dijual, uang BUMDes tidak jelas dikemanakan uangnya. Saya dengar-dengar uang itu dinikmati Kepala desa, dan pengurus BUMDes, masyarakat setempat tidak ada yang tahu.
“Pembelian 7 ekor Sapi, tersebut itu kemungkinan hanya akal-akalan pengurus BUMDes dan Kepala desa, untuk menjadikan dana tersebut bancaan. Sudah hampir dua tahun lebih dana bantuan tersebut sampai hari ini tidak jelas. Kuat dugaan dana tersebut dikorupsi Pengurus dan Kepala desa.Saya berharap aparat penegak hukum, mengusut kasus ini. Sebab dana BUMDes untuk kesejahteran masyarakat, bukan buat bancaan pengurus dan Kepala desa”. Kata Suwanan, Kamis (2/11/2017).
Ia menambahkan, nanti kalau kasus ini jadi masalah hukum, atau ramai di masyarakat, Kades dan pengurus, pasti akan bilang dana BUMDes masih ada. Tapi kalau tidak ketahuan masyarakat, mereka akan pura-pura lupa.
“Kalau uang BUMDes masih ada, seharusnya ada direkening bendahara BUMDes, tapi kalau ada ditangan pribadi Kades dan pengurus, itu namanya bancaan, ini lagu lama.” Ucap Suwanan.
Kepala desa Kedungmlati, Ilham Thohari, ia membantah kalau dana BUMDes, tersebut sudah habis. Masalah ini sudah dibahas, labanya sudah masuk di APBDes, uangnya masih ada , dan tanggal 15 November, dana tersebut akan dialih usaha kredit.
“Serah terima pengurus lama, dengan pengurus baru agendanya tanggal 20 November 2017. Untuk aturan ganti usaha kredit, aturanya masih dibahas.” Jelas Thohari, singkat melalui pesan WhatsApp, Kamis (2/11/2017).
Terkait hal tersebut bendahara BUMDes desa Kedungmlati Wachyudi, ia mengatakan ia mengaku belum tahu akan ada pergantian pengurus dan ada serah terima pengurus BUMDes yang baru tanggal 20 November 2017.
“Saya baru tahu hari ini dari anda (wartawan), tapi kalau ada pergantian pengurus tidak apa-apa, biar kami tidak beban.” Kata Wachyudi, Jum’at (3/11/2017).
Untuk masalah uang BUMDes tersebut masih ada, memang betul dibelikan 7 ekor sapi, dan sapi tersebut sudah dijual saat menjelang Idul Adha tahun 2016 lalu, dan mendapatkan keuntungan Rp 2,5 juta.
Wachyudi, juga menjelaskan uang BUMDes tersebut, ada ditangan saya Rp 20 juta, dan ditangan ketua BUMDes sebesar Rp 45 juta, sebesar Rp 30 juta, dipinjam Kepala desa, sampai hari ini belum dikembalikan, dan sisanya ada didalam rekening Bank (Rekening BUMDes).
“Uang yang ada ditangan saya dan ketua BUMDes, masih ada dan masih utuh, dan sewaktu-waktu dibutuhkan uang itu ada. Untuk uang yang dipinjam Kepala desa tahun 2016 lalu sebesar Rp 30 juta, sudah dikembalikan Rp 2 juta, sisanya Rp 28 juta, sampai sekarang belum dikembalikan oleh Kades.” Kata Wachyudi, Jum’at (3/11/2017).
Ditempat yang sama, hal senada juga dikatakan ketua BUMDes Kedungmlati Faris, “Saya juga belum tahu akan ada acara serah terima pengurus lama ke pengurus baru tanggal 20 November 2017. Tapi kalau memang ada pergantian pengurus, kami tidak keberatan. Untuk uang yang ada di bendahara dan ada disaya (Faris), dananya masih ada sewaktu-waktu diminta atau dibutuhkan bisa diambil.” Kata Faris, Jum’at (3/11/2017).
Dari penelusuran NusantaraPosOnline.Com, setelah masalah ini diberitakan, Kepala desa Kedungmlati, langsung mengeluarkan undangan rapat, pada Jum’at (3/11/2017) Malam, di kantor Balai desa setempat, mengundang BPD, Pengurus BUMDes, untuk membahas masalah ini. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dana BUMDes desa Kedungmlati, diduga ludes disikat Pengurus dan Kepala desa.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kedungmlati, juga mempertanyakan dana BUMDes tersebut. (rin/ris)