BRT Sepi Penumpang, Damri Merugi Rp 1,4 Juta Perhari

YOGYAKARTA (nusantaraposonline.com) – Minat warga menggunakan Bus Rapid Transit (BRT) yang dikelolah Damri masih rendah. Akibatnya Perum Damri selaku pengelola bus BRT merugi Rp1,4 juta perhari atau sekitar Rp42 juta per bulan.

Kepala Perum Damri cabang DIY, Sumali, mengatakan BRT diluncurkan pada awal Desember 2016. Sejak itu, pemasukan rata-rata dari lima armada yaitu Rp500 ribu per hari. Pendapatan itu minim. Sebab, setiap armada membutuhkan biaya operasional Rp 380 ribu setiap hari.

“Biaya tersebut untuk membeli solar. Kalau lima bus, artinya biaya membeli solar Rp 1,9 juta perhari. Dibandingkan dengan pemasukan rata-rata, maka Damri merugi sekitar Rp 1,4 juta setiap hari,” kata Sumali Kamis (5/1/2017).

Namun pihaknya masih akan tetap mempertahankan operasional bus tersebut. Kerugian akan diatasi dengan subsidi dari Kementrian Perhubungan RI.

Berdasarkan hasil analisis, trayek BRT disepanjang jalan Ringroad. Pada awal beroperasi, bus hanya menangkut 1-2 orang per bus untuk sekali putaran. Atau sekitar 30-60 penumpang dari lima armada dalam sehari.

BRT bantuan Kemehub RI diluncurkan awal Desember 2016. Tujuannya untuk mempermudah masyarakat luar kota menuju dalam kota dan sebaliknya. Ditahap awal diluncurkan lima armada dengan tarif Rp 4ribu persekali naik. Rute yang diambil bus ada dua yakni memutari jalan Ringroad dari Bandara Adisutjipto melalui sisi utara dan sisi selatan. Bus beroperasi setiap hari dari pukul 09.00 hingga 15.00 wib. (jun)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!