Hukrim  

Dukun Penggandaan Uang Banjarnegara Bunuh 11 Korbannya Yang Tagih Hasil Penggandaanya

Tohari Alias (TH) alias mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara yang membunuh 11 korbannya. FOTO : Istimewah

BANJARNEGARA, NusantaraPosOnline.Com-Warga Banjarnegara, Jawa Tengah, digegerkan dengan kasus pembunuhan berencana yang diduga dilakukan oleh Tohari Alias (TH) alias mbah Slamet (45 tahun) warga Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.

Informasi yang dihimpun, modus digunakan pelaku, yakni berkedok sebagai dukun pengganda uang. Sementara total jumlah korban, yang jasadnya sudah ditemukan polisi sebanya 11 orang.

Perbuatan keji mbah Slamet terbongkar, setelah ada keluarga 1 Korban melapor ke Polisi. Kejadian diketahui pada hari Minggu tanggal 02 April 2023 sekitar pukul 06.47 WIB di Jalan setapak menuju hutan Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengtakan, bahwa Polres Banjarnegara telah menangkap Tohari Alias mbah Slamet, yang diduga melakukan pembunuhan berencana dengan modus menggandakan uang.

“Polres Banjarnegara mengungkap perkara tindak pembunuhan berencana yang dilakukan oleh TH alias Mbah Slamet, umur 45 tahun, asal Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara,” ujar Hendri Yulianto dalam konferensi pers di Polres Banjarnegara.

Polisi juga menemukan sebelas korban yang dikubur oleh Slamet di jalan setapak menuju ke hutan di wilayah Wanayasa. Secara keseluruhan polisi menemukan 11 korban yang diduga dibunuh oleh Slamet. Namun identitas korban belum diungkap oleh polisi.

Ia membeberkan, kronologi Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Banjarnegara. Terungkapnya kasus ini bermula ketika Polres Banjarnegara menerima laporan orang hilang berinisial PO pada Senin (27/3/2023).

PO yang merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan hilang setelah menemui Slamet di Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023).

Sebelum dinyatakan hilang, PO sempat mengirim pesan WhatsApp kepada anaknya untuk mengabarkan posisi dan langkah antisipasi.

“Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat,” bunyi pesan tersebut.

Pada Jumat (24/3/2023) ponsel PO sudah tidak bisa dihubungi. Kemudian pihak keluarga pun melaporkan hilangnya PO ke Polres Banjarnegara pada Senin.

Dari hasil penyelidikan polisi di TKP, diketahui bahwa Slamet telah mengubur jasad PO di sebuah lahan perkebunan.

Pada Jumat (24/3/2023) ponsel PO sudah tidak bisa dihubungi. Kemudian pihak keluarga pun melaporkan hilangnya PO ke Polres Banjarnegara pada Senin. Dari hasil penyelidikan polisi di TKP, diketahui bahwa Slamet telah mengubur jasad PO di sebuah lahan perkebunan.

“Korban (PO) telah dikubur di jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa,” kata Hendri.

Setelah dilakukan pengembangan penyelidikan, ditemukan 10 jenazah lain di lokasi yang tak jauh dari tempat PO dikuburkan.

AKBP Hendri membenerkan, modus pembunuhan dukun pengganda uang ini, pelaku Slamet mengaku sebagai dukun yang bisa melipatgandakan uang kepada para korbannya.

Hendri menambahkan, PO telah menyetor uang sejumlah Rp70 juta secara bertahap kepada Slamet untuk dilipatgandakan. Kepada PO, Slamet mengaku bisa menggandakan uang tersebut menjadi Rp 5 miliar. Namun setelah beberapa saat PO tak melihat hasilnya hingga ia menagih janji Slamet.

“Korban terus menagih hasil penggandaan uangnya. Hal ini membuat tersangka kesal dan memberikan minuman berisi potas (racun ikan) kepada korban.” Beber Hendri.

Dikenal tertutup

Sejumlah warga Desa Balun menyebut Slamet Tohari sebagai sosok yang tertutup. ”Orang luar desa mengenalnya sebagai Kiai Slamet, tapi kalau orang desa sini manggilnya Mbah Tohari. Memang orangnya tertutup, kalau di sini beli bensin itu pasti malam atau di atas pukul 21.00,” kata Mahmudin (43), tetangga Slamet.

Mahmudin menambahkan, dirinya sering melihat banyak tamu yang datang ke rumah Slamet. Mereka disebut sebagai ”pasien” Slamet dan berasal dari luar kota. ”Tamu atau pasiennya banyak dari luar kota, sering mampir di sini beli makan atau minum dan tanya alamatnya,” tuturnya.

Meski Slamet dikenal sebagai dukun pengganda uang oleh orang luar, warga Desa Balun justru meragukan hal itu. Namun, warga setempat mengaku tidak bisa mencampuri urusan Slamet.

”Kami kaget kalau ternyata sampai ada kasus pembunuhan. Memang orang-orang luar tahunya dia menggandakan uang, tapi kami bisa apa,” ungkap Mahmudin.
Kepala Desa Balun Mahbudiono menambahkan, Slamet Tohari memang jarang bergaul dengan warga sekitar. ”Orangnya memang jarang kelihatan dengan masyarakat. Pekerjaannya apa pun kami tidak tahu, tapi istrinya menurut informasi pernah berdagang kubis,” katanya. (Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!