Investigasi

Proyek BBWS Brantas Disamping “Bobrok” Ternyata Diduga Tidak Dilelang

×

Proyek BBWS Brantas Disamping “Bobrok” Ternyata Diduga Tidak Dilelang

Sebarkan artikel ini
Proyek perkuatan tebing sungai Konto dikerjakan tahun 2017 diduga tidak dilelang. Sepanjang tahun 2017 sudah dua kali ambruk, dan sudah dua kali diperbaiki. Dilokasi proyek tidak pernah dipasang papan proyek

SURABAYA, NusantaraPosOnline.Com-Proyek perkuatan tebing, berupa pemasangan bronjong milik Kantor Balai besar sungai brantas (BBWS Brantas), yang berlokasi di tepi Sungai Konto, tepatnya  di desa Gondangmanis, kecamatan Bandar kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Terus menjadi sorotan, Lsm Aliansi rakyat anti korupsi (Lsm Arak) pasalnya proyek tersebut disamping bobrok, ternyata diduga kuat tidak dilelang.

Dari pantauan dilapangan proyek tersebut dimulai dikerjakan pada awal 2017 lalu, dan selesai dikerjakan pertengahan Mei 2017.  Sejak awal pengerjaan sampai hari ini dilokasi proyek tidak pernah dipasang papan nama proyek. Ada dugaan ini sengaja untuk menghindari kontrol masyarakat, dan untuk mepermudah praktek korupsi. Padahal seharusnya, pekerjaan yang anggarannya dari APBN, APBD I, maupun APBD II harus disampaikan transparan dan lokasi proyek harus ada papan nama agar diketahui masyarakat umum.

Proyek perkuatan tebing sungai Konto dikerjakan tahun 2017 diduga tidak dilelang. Sepanjang tahun 2017 sudah dua kali ambruk, dan sudah dua kali diperbaiki. Dilokasi proyek tidak pernah dipasang papan proyek

Koordinator Lsm Arak Safri Nawawi, Papan nama proyek, wajib dipasang. Karena sebagai pemberitahuan kepada publik adanya kegiatan pembangunan yang dibiayai dari uang rakyat (Uang Negara), sehingga mereka tahu dan apabila diabaikan malah sanksinya blacklist atau tidak diberikan lagi kegiatan, ujarnya.

“Sudah menjadi ciri khas pejabat dilingkungan BBWS Brantas melaksanakan proyek seenak perut mereka sendiri, tidak dipasang papan proyek itu disengaja oleh BBWS Brantas, dan rekanan, untuk menghindari kontrol dari masyarakat.” Ucap Safri.

Menurut Safri, proyek tersebut bukan hanya tidah dipasang papan nama proyek, tapi kualitas pekerjaanpun juga bobrok. “Proyek tersebut selesai dikerjakan pada Maret 2017.  Pada Juni 2017 bangunan bronjong anjlok (menurun) dan sudah rusak parah. Pada bulan Agustus 2017 bangunan bronjong rusak lagi. Akibat pengerjaan yang asal-asalan.

“Jadi dilokasi tidak ada papan nama proyek, dalam kurun waktu satu tahun yakni 2017 bangunan sudah dua kali anjlok, dan sudah dua kali perbaikan. Yang lebih parah lagi ternyata bangunan bobrok tersebut diduga tidak dilelang oleh BBWS Brantas.” Tegas Safri.

Ia menambahkan, namun yang aneh aparat penegak hukum di Jawa timur, seakan membiarkan masalah ini. Padahal sudah bukan rahasia umum lagi, hampir semua proyek BBWS Brantas, jadi bancaan. Lihat saja pimpinan dan para pejabat pembuat komitmen (PPK) di BBWS Brantas, tidak ada yang miskin. Pasti memiliki kekayaan yang tidak sesuai dengan gaji yang mereka terima.

“Memang setiap pimpinan baru dan pejabat BBWS Brantas, punya kebiasaan bertandang atau sowan kepada Kepala Kejaksaan tinggi Jatim, dengan dalih untuk melakukan kerja sama di bidang hukum perdata dan tata usaha negara. Mungkin (diduga) karena sering sowan ini ikatan emosional mereka terbangun, sehingga terjadi tahu sama-tahu. Buktinya dalam penanganan kasus proyek dilingkungan BBWS Brantas, pihak kejaksaan di Jawa timur terkesan tidak punya keberanian menyetuh proyek BBWS Brantas.” Tegas Safri.

Proyek perkuatn tebing kali Konto, sepanjang tahun 2017 sudah dua kali ambruk, dan sudah dua kali diperbaiki. Dilokasi proyek tidak pernah dipasang papan proyek

Wajar kalau rakyat curiga, karena faktanya dari pengamatan kami, sampai hari ini Kejaksaan di wilayah Jawa timur, belum ada satupun yang berhasil membongkar kasus korupsi proyek BBWS Brantas. Padahal hampir disetiap lini proyek BBWS Brantas selalu bermasalah.

“Kami berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera membongkar kasus-kasus proyek bermasalah dilingkungan BBWS Brantas. Melalui operasi tangkap tangan (OTT).” Ucap Safri.

Dikonfermasi terkait hal tersebut Kepala kantor BBWS Brantas, sulit untuk dimintai konfermasi.

Diberitakan sebelumnya, proyek perkuatan tebing kali Konto, berupa bangunan bronjong.  Pada bulan Mei 2017 lalu ambruk, bronjong tersebut berjumlah tujuh tingkat, atau tujuh sap. Dari mulai sap dasar sampai sap atas ambrol. Hal tersebut disebabkan, galian pondasi yang kurang dalam, tidak mencapai tanah padas. Akibat galian pondasinya kurang dalam, pada saat air pasang atau besar, air mengalir melewati cela-cela batu, mengikis tanah pasir dan membawa hanyut. Lalu bronjong batu yang baru dibangun tersebut longsor.

Bukan hanya itu pemasangan batu bronjong tersebut juga kurang padat, banyak mengunakan batu-batu bulat dan kecil-kecil. Untuk menutupi bobroknya proyek tersebut, selanjutnya pihak BBWS Brantas, dan rekanannya cepat-cepat memperbaiki kerusakan tersebut.

Tapi sayang perbaikan cuman dengan cara akal-akalan, seharusnya bangunan bronjong tersebut dibongkar total, lalu pondasinya digali lagi mencapai kedalaman tanah padas, baru bronjong dipasang. Tapi tidak dilakukan pembongkaran total, hanya diperbaiki secara akal-akalan saja oleh BBWS Brantas dan rekananya.

BBWS Brantas, tidak berani memerintahkan pembongkaran, mungkin BBWS Brantas dan rekananya takut rugi. Kalau bangunan dibongkar total  oknum pejabat BBWS Brantas, dan rekanannya pasti akan merugi.

Setelah diperbaiki, selanjutnya pada Agustus 2017 bangunan yang diduga tidak dilelang ini hancur atau rusak lagi. Selanjutnya bulan Agustus 2017 terjadi perbaikan lagi. Jadi dalam setahun mengalami 2 kali kerusakan, dan 2 kali perbaikan.  Sampai hari ini masalah ini tidak ada pengusutan dari penegak hukum. (ris/snt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!