JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Lagi-lagi proyek Balai besar wilayah sungai (BBWS) Brantas bermasalah. Terbaru, kali ini pelaksanaan proyek Rehabilitasi tanggul kali Brantas desa di Desa Jati Duwur Kecamatan Kesamben, Jombang, yang dibiayai APBN 2022 Rp 6,996 miliar, diduga serat penyimpangan.
Pasalnya proyek yang dikerjakan CV Dhana Pratama ini, diduga dikerjakan asal-asalan tidak sesuai spesifikasi dan Rencana anggaran belanja (RAB) proyek sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.
Salah seorang setempat mengatakan, proyek rehabilitasi tanggul ini telah menyimpang dari spesifikasi. Misalnya pada pekerjaan pemasangan Sheet Pile yang berbahan beton bertulang atau disebut Sheet pile beton, dalam pemasanganya diduga tidak sesuai spesifikasi, karena pemancanganya kurang dalam.

“Sheet pile beton ini yang dipasang (dipancangkan) ke dalam tanah berfungsi untuk menahan ketinggian tanah tanggul kali brantas agar tidak longsor, atau ambrol kesungai. Nah pemasangan ini kurang dalam, diduga dipasang secara asal-asalan.” Kata RY yang meminta namanya agar tidak disebutkan. Jum’at (24/9/2022).
Karena pemasangan Sheet pile betonnya, kurang dalam sehingga kualitas pekerjaan sangat buruk. Bahkan hanya menghabiskan uang negara saja, namun hasil pekerjaan dilapangan tidak sesuai yang diharapkan masyarakat.
“Panjang Sheet pile beton itu sepanjang 12 meter, sedangkan kedalaman sungai Brantas sekitar 10 meter. Seharusnya Sheet pile beton yang ditancapkan kedalam tanah minimal 10 meter, agar tanggul kuat menahan ketinggian tanah tanggul. Tapi kenyataannya dilapangan hanya ditancapkan kedalaman rata-rata 7 – 8 meter. ini namanya pekerjaan asal-asalan.” Ujarnya.

Ia menambahkan Sheet pile beton yang panjangya 12 meter, karena pemasangannya tidak dalam. Oleh kontraktor Sheet pile beton dipotong, dengan cara dikeprui (dipukuli) pakai Hammer / Palu Batu Palu Godam.
“Dalam satu batang Sheet pile beton rata-rata dipotong 3 sampai 4 meter. Artinya Sheet pile beton dalan satu batangnya terbuang sia-sia sepanjang 4 meter. padahal harga Sheet pile beton yang SNI itu mahal. Sedangkan proyek tanggul ini panjangnya 300 meter lebih. Jadi membutuhkan 100 batang lebih Sheet pile beton. Jadi dari 300 batang ini, Sheet pile beton yang terbuang 35 persen. Ini jelas jelas merugikan negara. Dan merugikan masyarakat, karena mutu pekerjaan buruk. Kami berharap penegak hukum mengusut kasus ini.” Ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jati Duwur Subadri mengatakan, pemasangan Sheet pile beton saya melihatnya memang kurang dalam, seharusnya hitungan dari atas ke bawah kalau nancep dasar sungai itu mencapai 10 meter itu real.

“Tapi kenyataanya ditancapkan kurang dalam, kedalamnya bervariasi ada yang 8 meter, ada yang 7 meter bahkan ada yang ditancapkan hanya 6 meter. Jadi tu kurang dalam, jadi percuma dipasang Sheet pile beton karena tidak akan bertahan lama. Nanti Sheet pile beton nya akan mengantung di tanggul, karena pada bagian dalam sungai tergerus air.” Kata Subadri. Sabtu (24/9/2022).
Kades Jatiduwur mengaku, dirinya mengetahui hal ini setelah banyak mendapat laporan warganya, yang melihat langsung pemasangan Sheet pile beton kurang dalam, dan terjadi pemotongan Sheet pile beton panjang sekali oleh kontraktor.
“Sheet pile beton ini dipotong bervariasi, ada yang dipotong mulai dari 3 sampai 4 meter. Jadi itu tidak akan bertahan lama, karena kurang dalam, jadi kualitas hasil pekerjaan sangat buruk. Terkait hal ini saya sudah mempertanyakn kepada Zaki selaku pelaksana, kenapa Sheet pile beton, dipotong panjang sekali ?” Ujar Kades Jatiduwur.

Waktu itu, sambung Subadri, pihak pelaksana beralasan tanah diloksi pemancangan Sheet pile beton adalah tanah pasir dan keras, sehingga terpaksa di potongnya panjang.
“Menurut saya ini alasan yang tidak logis. Karena tanah pasir di dasar sungai itu lembut, namun itu dijadikan alasan. Nah saya ketimbang gegeran (ramai) sama kontraktornya, saya memilih diam. Karena proyek itu ada konsultan pengawasnya, yaitu PT Gumilang Sejati, yang bertugas mengawasi. Kita lihat berani apa tidak PT Gumilang Sejati pengawasnya menyuruh pelaksana membongkar Sheet pile beton yang dipasang asal-asalan itu.” Tegas Kades Jatiduwur, kepada nusantaraposonline.com.
Sementara itu, Zaki pelaksana lapangan CV Dhana Pratama ia mengatakan memang terjadi pemotongan Sheet pile beton.
“Memang terjadi pemotongan dan pemotongan calvary (Sheet pile beton) ini bervariasi, yakni antara 1 sampai 2 meter. Pemotongan dilakukan karena tanah sini (Tanah lokasi tanggul) berpasir dan keras, jadi susah. Oleh karena itu dilakukan pemotongan.” Kata Zaki, dilokasi proyek.

Sekitar 35 Persen Sheet Pile Beton Dipotong Terbuang Sia-Sia
Sebagaimana kita ketahui bersama, harga Sheet pile beton yang SNI harganya tergolong mahal tergantung mutu Sheet pile beton yang dibeli.
Disamping itu ukuran panjang Sheet pile beton, juga mempengaruhi harga, semakin panjang Sheet pile beton, maka harganya semakin mahal, biaya angkut dari pabrik kelokasi proyek juga akan semakin mahal.
Tak hanya itu semakin panjang ukuran Sheet pile beton biasanya pemasanganya (pemancangan) akan semakin dalam, dan biaya pemancanganya juga akan mahal. Karena biaya (harga) pemancangan juga akan dihitung dari kedalaman pemancangan yang masuk kedalam tanah.

Sedangkan proyek Rehabilitasi tanggul kali Brantas desa di Desa Jati Duwur, menggunakan (membutuhkan) 150 batang Sheet pile beton yang berukuran panjang 12 meter. Namun oleh kontraktor pelaksana hanya Sheet pile beton tersebut ditanam ketanah bervariasi hanya kisaran kedalaman 7 hingga 8 meter.
Kemudian Sheet pile beton dilakukan pemotongan sepanjang 3 sampai 4 meter. Artinya hampir 40 persen Sheet pile beton ini terbuang sia-sia, karena dipotong dan dihancurkan.
Padahal Sheet pile beton dibeli dengan harga mahal, biaya angkut juga mahal. Sehingga patut diduga pemasangan Sheet pile beton ini tidak sesuai spesifikasi dan Rencana anggaran belanja (RAB) proyek sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan.

Hal ini diduga merugikan masyarakat karena mutu pekerjaan diduga kurang baik, bahkan berpotensi merugikan keuangan negara, karena biaya pemancangan yang kurang dalam akan lebih murah. (Rin)