Investigasi

Rehabilitasi Jaringan Irigasi BBWS Brantas Rp 8,840 M Serat Penyimpangan

×

Rehabilitasi Jaringan Irigasi BBWS Brantas Rp 8,840 M Serat Penyimpangan

Sebarkan artikel ini
BERMASALAH : Saluran irigasi pada Proyek Rehabilitasi Jaringan Primer DI Delta Brantas, Kab Sidoarjo, yang mengunakan lining beton berkulitas bukan K 300.

SIDOARJO, NusantaraPosOnline.Com-Proyek Rehabilitasi Jaringan Primer DI (daerah irigasi) Delta Brantas, Kab Sidoarjo, disorot berbagai kalangan masyarakat, pasalnya pengerjaan proyek tersebut ditengarai banyak penyimpangan.

Proyek milik kantor Balai besar wilayah sungai (BBWS) Brantas, tersebut berlokasi di Kecamatan Balong Bendo Kabupaten Sidoarjo terbagi di empat desa yaitu Desa Balongbendo, Jabaran, Penambangan dan Bakalan. Dikerjakan oleh PT Kharisma bina kontruksi (PT KBK), dengan nilai kontrak sebesar Rp 8.862.564.000.

Menurut juru bicara Lsm Aliansi rakyat anti korupsi (Arak), Palu Simalungun, SSos, ia mengatakan kami menemukan banyak penyimpangan pada proyek tersebut. Adapun temuan penyimpangan tersebut, yaitu : Pada pekerjaan persiapan PT KBK tidak mendirikan direksi kit. Seharusnya direksi kit, tesebut harus ada, dan didalam direksi kit, wajib ditempelkan shop drawing, sebagai landasan hukum pekerja dilapangan Tapi itu tidak dilakukan. fasilitas Kesehatan (P3K) & K3 yang ada di lapangan tidak sesuai dengan isian form RK3K sesuai dokumen lelang.

Para pekerjaanya juga tidak memakai alat keselamatan kerja berupa helm proyek, rompi, juga sepatu kerja (safety belt), seperti layaknya proyek pemerintah yang anggarannya diatas Rp 1 miliar rupiah.

Pada pekerjaan tanah, yaitu Galian tanah biasa sedalam < 1 meter, namun kenyataanya dilapangan kedalamanya tidak lebih dari 50 Cm.  Artinya sekitar kedalaman 50 Cm yang dicuri kontraktor. Pekerjaan penanaman rumput lempengan tidak dikerjakan.

Pada pekerjaan Beton, yaitu pengadaan dan pemasangan lining beton Pabrikan/pabrikan K 300,  diameter 80 Cm x 40 Cn x 8 Cm.  Juga adanya ketentuan yang mengatur bahwa lining beton produksi pabrikasi ber ISO 9001, serta memakai tulangan besi minimal besi berdiameter 8 milimeter. Tapi kenyataan dilapangan tulangan mengunakan besi berdiameter kisaran 5,60 milimeter. Lining beton tersebut seharusnya adalah buatan Pabrik yang berstandar SNI. Tapi kenyataanya dibuat sendiri oleh PT KBP disebelah timur dusun Tekik, desa Kemuning, Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Kualitas lining beton diduga kuat hanya berkualitas K 200, hal tersebut terlihat dari tekstur dan ketahanan lining beton yang mudah remuk-retak, dan pecah. Pungkas Palu simalungun.

Pemasangan lining beton tersebut, dilakukan secara-asal asalan, seharusnya sebelum lining beton dipasang, terlebih dahulu harus diberi pasir urug. Tapi kenyataanya pemasangan lining plat tersebut tidak diberi pasir urug. Dan pemasangan lining beton tersebut terlihat semrawut, karena lining beton yang dipakai bukan buatan pabrik. “Saluran irigasi yang mengunakan lining beton tersebut, sepanjang kisaran 767,5 M’. Jadi kalau spesifikasi lining beton sudah dicuri, dan teknis pengerjaan pemasangan lining beton dilakukan asal-asalan. Dipastikan ini merugikan keuangan Negara.” Tegasnya.

Sedangkan pada pekerjaan Pasangan, yaitu pekerjaan pasangan batu kali seharusnya mengunakan pengikat Mortar tipe N (luluh campuran 1 PC : 4 PP),  tapi dilapangan mengunakan luluh 1PC : 6 PP sampai 1 PC : 8 PP. Pondasi pasangan batu yang seharusnya minimal kedalaman 60 Cm. tapi kenyataanya kedalaman pondasi hanya kisaran 30 –  40 Cm. Material bahan campuran Luluh, mengunakan pasir berkualitas buruk (Pasir urung).

Masih menurut Palu simalungun, pekerjaan saluran irigasi yang terbuat dari pasangan yang terbuat kisaran 1800 meter. Kalau kedalaman pondasi, ketebalan pasangan, kualitas luluh (Mortar) dikurangi, dan kualitas pasir mengunakan pasir uruq. Ini artinya pasti akan merugikan keuangan negara. ”Pekerjaan pasangan batu baru saja selesai dilaksanakan. Namun pada bagian bangunan sudah banyak yang retak-retak, bahkan ada bagian pasangan batu yang sudah anjlok (turun/mlorot) ini karena kualitas pekerjaan tidak baik. Kami perlu membawa masalah ini keranah hukum. Biar semuanya jelas dan agar  Kontraktor dan BBWS Brantas, lebih berhati-hati lagi dalam mengerjakan proyek yang dibiayai dari uang rakyat.” Pungkas Palu simalungun.

Terkait  hal tersebut, salah seorang pengawas dari PT KBK, saat ditemui dilapangan, ia keberatan disebutkan namanya dikoran ini, saat ditanya tentang asal lining beton yang digunakan tersebut. Ia mengaku tdak tahu beli dari pabrik mana. “Saya betul-betul tidak tahu beli dari mana asal lining beton tersebut, saya cuman mengawasi tukang. Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan sama Pak Gofur, Direktur PT KBK, rumahnya tidak jauh dari sini (lokasi proyek).” Ujarnya. (rin/rohm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!