Hari Ke 2 Ekskavasi Situs Pandegong Di Mojowarno Pekerja Temukan Archa Nandiswara

Kades Menganto, Yunus Ardiansyah, menujukan Archa Nandiswara, yang ditemukan hari kedua ekskavasi, yakni Sabtu 13 November 2021. Dikawasan Situs Pandegong.

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Sebuah batu Archa Nandiswara, yang diduga merupakan benda cagar budaya ditemukan setelah dilakukan ekskavasi atau penggalian benda purbakala pada hari kedua di ‘Situs Pandegong’ yang berlokasi di Dusun Kwasen, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. pada Sabtu (13/11/2021).

Jayadi, warga setempat sekaligus juru pelihara ‘Situs Pandegong, mengtakan Ekskavasi  dimualai pada hari Jum’at (12/11/2021) oleh Dinas Pendidikan  dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang bersama Balai pelestarian cagar budaya (BPCB) Jawa timur. Dan dibantu beberapa warga.

“Pada hari pertama dan kedua, tim ekskavasi berhasil menyingkapkan pada sisi barat struktur bangunan kuno, pada kedalaman antara 1 hingga 1,5 meter. Struktur bangunan di sisi barat itu masih terpendam di dalam tanah dengan struktur lainnya. Dugaan sementara struktur bangunan berbetuk persegi. Namun belum diketahui secara pasti masa pembuatannya bangunan yang ada situs Pandegong, ini” Kata Yadi,  Minggu (14/11/2021).

Menurut Jayadi, selain itu berhasil menyingkap lapisan tanah dan menemukan keberadaan struktur bangunan yang terbuat dari susunan bata klasik. Tim ekskavasi juga menemukan sebuah fragmen arca.

“Archa Nandiswara yang terbuat dari batu andesit tersebut ditemukan pada hari kedua ekskavasi yakni Sabtu (13/11/2021) sekitar pukul 15.00 WIB. Arca itu ditemukan tim ekskavasi disisi barat daya lokasi ekskavasi saat menggali tanah pada kedalaman 1 meter.” Ujarnya.

Ia menjelaskan, fragmen arca tersebut sosok laki-laki memakai mahkota. Di sebelah kanan gambar terdapat gambar tombak dengan tiga mata tombak. Archa Nandiswara yang ditemukan tesebut diduga adalam benda cagar budaya.

“Penemuan arca di Situs Pandegon, tidak hanya saat ekskavasi yang dilakukan sejak 2 hari lalu. Sebelumnya 2017 lalu juga perna, ditemukan Arca Dewa Brahma di kawasan Situs Pandegong. Arca tersebut kini disimpan di tempat penyimpanan benda purbakala BPCB Jawa Timur.” Ujar Jayadi, di kawasan Situs Pandegong, Minggu (14/11/2021).

Dilokasi yang sama, Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Iswahyudi Hidayat, menerangkan bahwa Situs Pandegong menyimpan misteri yang perlu dipecahkan dengan cara mengekskavasi situs.

“Sebelum ekskavasi dilaksanakan, pernah juga ditemukan Arca Brahma dan Arca Prabu Airlangga di kawasan Situs Pandegong. Saat ini arca Brahma disimpan di BPCB. Kemudian temuan lainnya, seperti batu-batu dan patung Airlangga, saat ini diamankan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” Terang Iswahyudi.

Iswahyudi menyebutkan, keberadaan Situs Pandegong sudah diketahui sejak lama, namun baru tahun ini dilakukan ekskavasi. “Situs Pandegong ini, mulai diketahui sebagai situs cagar budaya sejak 2017 lalu. Namun  baru dilakukan ekskavasi tahun 2021 ini. Pungkasnya.

Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Pertama BPCB Jawa Timur, Albertus Agung Vidi Susanto menyebutkan, bahwa fragmen arca yang ditemukan di Situs Pandegong, pada Sabtu (13/11/2021) menggambarkan sosok Nandiswara. Pada Candi Hindu, arca Nandiswara menempati relung sebelah kanan gapura pintu masuk candi.

“Itu sosok arca Nandiswara, biasanya itu menempati relung yang ada di kanan pintu masuk sebuah bangunan suci,” Terang Vidi. Minggu (14/11/2021).

Menurut Vidi, Situs Pandegong yang sedang diekskavasi ini, diperkirakan merupakan bangunan suci untuk ajaran Hindu-Siwa pada masa klasik. Namun karena masih minimnya data dan koleksi pendukung, jadi belum bisa dipastikan masa pembangunan bangunan suci di Situs Pandegong tersebut.

“Untuk saat ini kita belum berani menerka masa pembangunan tempat suci tersebut, karena untuk memastkan perlu data-data kuat. Kalau interpretasi fungsi, struktur bangunan kuno di Situs Pandegong  yang tersusun dari bata merah, itu bangunan suci. Sifat keagamaannya Hindu – Siwa,” Terangnya.

Kades Menganto, Yunus Ardiansyah, membenarkan saat ekskavasi pada hari Sabtu (13/11/2021) telah ditemukan batu Acaha Nandiswara, yang diduga merupakan benda cagar budaya.

“Ekskavasi yang dilakukan pada hari kedua Sabtu (13/11/2021) telah ditemukan batu Acaha , yang diduga merupakan benda cagar budaya.” Kata Yunus.

Ia menjelaskan, setelah dilakukan ekskavasi, ia berkeinginan, situs Pandegong akan dijadikan wisata religi bagi Pemerintah Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno.

“Setelah diekskavasi dan tahu bentuknya seperti apa. Harapan kami ke depan, tempat ini bisa dikembangkan menjadi wisata religi,”  kata Yunus.

Menurut Yunus, sudah sekian lama pihaknya menantikan adanya ekskavasi ini. Kami berharap setelah adanya ekskavasi segera diketahui bentuk dan struktur bangunannya seperti apa, sehingga jika sudah diketahui bisa dikelola dengan baik.

“Nantinya, selain sebagai sumber sejarah di desa kami. Bisa menjadi wadah edukasi terkait sejarah situs Pandegong,” jelasnya.

Lebih lanjut mengtakan, bahwa sebelum di ekskavasi tempat ini merupakan tempat yang dikeramatkan oleh warga setempat.

“Warga mempercayai tempat ini kramat, terdapat punden yang dipercayai sebagai orang yang pertama kali babat dusun sini,” ungkapnya.

Yunus menambahkan, menurut legenda rakyat yang ia dengar dari nenek moyangnya terdahulu. Nama Pandegong merupakan hasil dari sebutan masyarakat setempat yang mempercayai jika ada orang yang hendak mempunyai hajad seperti nikahan, sunatan dll ketika kesini munculah dan terdengar alat gamelan atau gong.

“Kepercayaan masyarakat setempat, biasanya kalau mau hajadan orang-orang kesini dan melihat gamelan atau gong disini,” ujarnya.

Untuk diketahui, Situs Pandegong berada di tengah lahan persawahan, wilayah Desa Menganto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Akan diekskavasi selama 10 hari untuk menentukan struktur dan denah dari bangunan tersebut. Dan sudah sejak 2017 silam penemuan ini dilaporkan di BPCB Jatim dan baru bisa diekskavasi pada 2021 melalui dana APBD Pemkab Jombang.

Lahannya menjadi bagian dari tanah kas desa dan lokasinya banyak ditumbuhi tanaman menjulang tinggi puluhan tahun. Tempat itu dikenal sebagai kawasan keramat dan selama ini difungsikan sebagai Punden. (Rin/Why)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!