PEKANBARU (NusantaraPosOnline.Com)-Sebanyak 20 unit bus ukuran besar bus rapit transit (BRT) bantuan dari Kementrian Perhubungan RI, tahun 2012 lalu, yang diterima Pemerintah Kota Pekan Baru, tahun 2012 lalu mangkrak jadi barang rongsokan.

“20 bus BRT tersebut bantuan dari Kemenhub tahun 2012, lalu. BRT tersebut sempat beroperasi beberapa bulan. Kemudian mangkrak. Kondisinya sangat memprihatinkan. Tahun 2014 bus bantuan tersebut sudah mangkrak hanya di parkir di terminal Bandara raya payung Sekaki (BRPS). Kondisi mobil sudah jadi rongsokan. Kalau tidak salah sekitar pertengahan 2016 bus BRT tersebut ada yang diperbaiki. Namun sampai sekarang belum ber Operasi lagi. Masih mangkrak.” Terang Ahmad Henawan. Warga yang bermukim di dekat terminal BRPS. Rabu (18/1/2016).
Kondisi bantuan bus besar tesebut, sangat parah, cat sudah banyak yang pecah-pecah dan terkelupah. Kondisi bus sudah dimakan karat. “Saya heran bus diterima tahun 2012 lalu, baru 2 tahunan diterima Pemkot Pekan baru, bus bantuan tersebut sudah hancur. Artinya kondisi bus benar-benar tidak terawat. Jadi bus tersebut hancur tapi tidak membawa manfaat apa2 buat rakyat.” Kata Hernawan.
Kemenhub, dalam memberikan bantuan 20 BRT tersebut, tidak disesuaikan dengan kebutuhan, kondis Kota Pekanbaru. Belum waktunya diberi bantuan 20 BRT tapi, sudah diberi bantuan. “Kemenhub terlalu rajin sekali, dalam memberikan bantuan BRT. Belum waktunya diberi bantuan BRT, tapi sudah diberi bantuan BRT. Kalau diibaratkan, rakyat Pekan baru tidak butuh lapangan golf terus dibangunkan lapangan golf. Akhirnya lapangan golf mangkrak. Begitulah dengan bantuan 20 BRT tahun 2012 lalu. Tambahnya.
Yang aneh lagi meski 20 BRT tersebut mangkrak, tahun 2015 Kemenhub kembali memberikan bantuan 50 unit bus besar BRT. 50 unit besar BRT bantuan tahun 2015 tersebut masih mangkrak, tahun 2016 Kemenhub Kembali memberikan bantuan 25 bus ukuran sedang, bus bantuan tersebut sampai saat ini masih mangkrak. “Bantuan ini hanya menghambur-hamburkan uang rakyat saja. Semua bus bantuan Kemenhub tersebut, semuanya mengunakan mesin Hino. Jadi Kemenhub hanya melangengkan bisnis perusahaan mesin mobil merek Hino. Bukan memikirkan rakyat” Tegas Hernawan.
“Dengan mangkraknya bus besar BRT bantuan 2012, dan 2015, ini membuktikan bahwa perencanaan proyek pengadaan Bus BRT, ini bobrok. Dan ini murni kesalahan Kemenhub. Pengadaan Bus BRT, juga dilakukan oleh Kemenhub. Bayangkan 1 unit bus besar harganya kisaran Rp 1,4 milyar. Artinya 70 unit bus besas BRT setara Rp 98 milyar. ini pemborosan uang Negara.” Kata Hernawan. (jun/akr)