Anggota DPR RI Komisi IV Ning Ema Bersama Kementan Gelar Bimtek Pengolahan Susu

Acara Bimtek Ditjen PKH Kementrian Pertanian RI, Pelatihan Pengolahan Susu. Di hotel Fatma Jombang. Rabu (20/10/2021)

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) Ema Umiyyatul Chusnah ST, M.MPd yang akrap disama Ning Ema, kembali mengelar acara  Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk memajukan pembangunan sektor peternakan di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa timur VIII.

Kali ini Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema, bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementrian Pertanian (Kementan RI) menggelar kegiatan Bimtek Pengolahan susu, kepada para pelaku usaha peternakan di Kabupaten Jombang. Kegiatan digelas selama 2 hari, yakni Rabu 20 – Kamis 21 Oktober 2021, di ruang gedung pertemuan Hotel Fatma Jombang.

Acara tersebut dibuka oleh anggota DPR RI Komisi IV dari FPPP Ema Umiyyatul Chusnah, yang dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturaden Drh Sintong HMT Hutasoit, MSi; Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang Imam Sutrinso, dan peserta pelatihan yakni Kelompok wanita tani, Kelompok wanita ternak (KWT) se Kabupaten Jombang.

Dalam sambutan pembukaannya anggota DPR RI Komisi IV dari FPPP Ema Umiyyatul Chusnah, menyampaikan, kegiatan Bimtek ini, di fasilitasi oleh Ditjen PKH Kementrian Pertanian RI. Dan kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19, khususnya para pelaku usaha peternakan di Kabupaten Jombang.

Ia menyebutkan, di Jombang wilayah Kecamatan Wonosalam peternak Sapi, dan Kambing ini banyak sekali. Dan susu yang dihasilkan ini mengandung banyak nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan, kesehatan, dan kecerdasan manusia.

“Namun susu sapi ini mudah basi jika salah dalam penempatan atau penyimpanan karena dalam susu terdapat bakteri Salmonela dan E-Coli, yang bisa menyebabkan mual, diare, nyeri perut dan dehidrasi.” Ujarnya.

Agar susu yang dihasilkan peternak tidak mudah basi, dan disenangi masyarakat terutama anak-anak, serta dapat meningkatkan nilai tambah bagi keluarga. Maka kami komisi IV DPR RI bersama Ditjen PKH Kementan, melakukan kegiatan Bimtek pelatihan pengolahan susu. Sasaran kegiatan ini adalah Kelompok wanita tani, Kelompok wanita ternak (KWT). Hal ini sebagai wujud pemberdayaan kelompok KWT atau ibu-ibu peternak.

“Bimtek ini bertujuan untuk mendorong kelompok KWT atau peternak agar menjadikan susu sebagai bahan olahan produk makanan yang digemari masyarakat. Untuk meningkatkan nilai tambah bagi keluarga. Dalam materi Bimtek, ini para peserta akan diajarkan tehnologi pengolahan susu.”  Ujarnya.

Ia mencontohkan, berbagai produk dapat dihasilkan dengan teknologi pengolahan susu dengan cara yang mudah, misalnya bisa digunakan untuk Pasteurisasi susu, Ice cream susu, Permen susu, dan Stik Susu.

“Saya berharap, materi Bimtek dapat menjadi acuan untuk mengembangkan berbagai produk olahan susu sebagai alternatif dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan meningkatkan ekonomi masyarakat terutama di Jombang.” Tuturnya.

Pengolahan susu untuk yoghurt, membuka peluang baru dalam bidang usaha peternakan. Produk fermentasi tersebut, diyakini mempunyai segudang manfaat bagi tubuh, salah satunya merawat kesehatan kulit, untuk Diet, dan lain-lain.

Ia menambahkan, kegiatan ini untuk pemberdayaan para ibu-ibu. “Untuk Ibu-ibu peserta Bimtek yang ingin serius untuk mengembangkan usaha dibidang ini.  Untuk modal usaha jangan kawatir dalam peningkatan ekonomi masyarakat, Pemkab Jombang juga sudah meluncurkan program untuk pelaku usaha, yaitu modal usaha sebagai bentuk Kurda (Kredit usaha rakya daerah). Bunga pinjaman di subsidi 100% oleh APBD Jombang dari bank Jombang.” Ungkap Ning Ema.

Sementara itu kepala BBPTUHPT Baturaden, Sintong HMT Hutasoit, dalam sambutanya menyampaikan di Jombang ini mempunyai potensi sapi perah yang tinggi, dan sangat dibutuhkan masyarakat.

Peternak sapi perah berbeda dengan sapi potong sehingga dibutuhkan pengetahuan tambahan untuk menghasilkan susu yang berkualitas, tetapi kegiatan sektor ini 70 persen masih sapi potong.  “Jadi harapannya nanti masyarakat di sini bukan hanya mengenal sapi potong, tapi juga sapi perah.” Ujar Sintong

Lebih lanjut  Sintong mengungkapkan bahwa saat ini produk olahan susu seperti minuman susu segar, susu aneka rasa, susu UHT, Susu kambing, Keju, Yogurt, dan Kefir, digemari oleh masyarakat, karena menjadi minuman sehat untuk meningkatkan imun tubuh.

“Terlebih dalam masa pandemi covid 19 ini minuman sehat tersebut makin digemari masyarakat untuk meningkatkan imun tubuh.” Paparnya.

Ia berharap Bimtek ini dapat meningkatkan kapasitas / pelaku usaha peternak untuk menunjang keberhasilan pengembangan produk peternakan khususnya di Kabupaten Jombang.

Beberapa materi yang disampaikan dalam Bimtek ini antara lain : Sosialisasi dan dukungan DPR RI terhadap pengembangan peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Jombang; Teknis pengolahan susu segar dan manfaatnya; dan Usaha pengembangan pengolahan susu segar.

“Setelah Bimtek pengolahan susu, ini selesai dilaksanakan diharapkan para peserta dapat mempraktekkan ilmu yang didapat ini didaerah masing-masing. Agar dapat meningkatkan penghasilan peternak,” pungkas Sintong.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang Imam Sutrisno, dalam sambutanya menyampaikan, atas nama Pemkab Jombang, menyambut baik kegiatan ini, dan sekaligus   menyampaikan terima kasih kepada anggota DPR RI Komisi IV Ning Ema dan BBPTUHPT Baturaden Ditjen PKH Kementan RI, yang telah menyelenggarakan kegiatan Bimtek ini untuk para pelaku usaha peternakan di Kabupaten Jombang.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk para pelaku usaha peternakan di Jombang. Kegiatan ini sangat membantu peternak, agar bisa mengolah susu yang dihasilkan menjadi produk olahan, yang bisa bertahan lama, dan semakin digemari masyarakat, serta dapat menjadi nilai tambah bagi pendapatan peternak sapi perah di Jombang.” Ujanya.

Ia menyampaikan, Kabupaten Jombang ini mempunyai potensi sapi perah yang cukup besar. Populasi juga tinggi terutama Wonosalam, mencapai 4.000 ekor lebih. “Saya berharap kepada para peserta bisa menyerap ilmu dari narasumber menyampaikan materi secara jelas, supaya bisa diterapkan oleh KWT yang hadir di sini. Karena para pemateri adalah orang-orang yang ahli dibidangnya.” Ungkapnya. (Ris/Snt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!