JOMBANG (NusantaraPosOnline.Com)-Belum genap berusia satu bulan selesai dibangun, pembangunan bronjong milik Kantor Balai besar sungai brantas (BBWS Brantas), yang berlokasi di tepi Sungai Konto, tepatnya di desa Gondangmanis, kecamatan Bandar kedungmulyo, Kabupaten Jombang, sudah ambrol. Lantaran tidak dikerjakan sesuai bestek.
Pantauan koran ini dilapangan bangunan bronjong batu tersebut baru selesai dibangun pada Pertengahan Mei 2017 lalu, kemudian pada awal bulan Juni bangunan bronjong tersebut. sudah hancur. Adapun bronjong batu, yang merupakan penahan tanggul sungai Konto, tersebut mengalami kerusakan sepanjang sekitar 20 meter. Pada bronjong kiri dan kanan tanggul semuanya mengalami kerusakan yang cukup parah.
Yang menarik proyek milik BBWS Brantas ini, seperti proyek siluman, sejak dimulainya pengerjaan sampai selesai pengerjaan, dilokasi proyek, tidak dipasang papan proyek. Sehingga masyarakat tidak mengetahui perusahaan apa yang mengerjakan, dari mana dan berapa anggaran proyek tersebut.
Menurut, Slamet, warga Gondang manis, ia mengatakan, kerusakan bronjong, yang baru dibangun tersebut. terjadi ambrol, amblas, dari lapisan bawah sampai keatas. Bronjong tersebut berjumlah tujuh tingkat, atau tujuh sap. Dari mulai sap dasar sampai keatas ambrol. Hal tersebut disebabkan, karena galian pondasi yang kurang dalam, tidak mencapai tanah padas. Sehingga pada saat air pasang atau besar, air mengalir melewati cela-cela batu bronjong. Mengikis tanah pasir dan membawa larut. Terus akhirnya bronjong batu yang baru dibangun tersebut longsor.
Slamet, menjelaskan, pasangan batu bronjong tersebut juga kurang padat, dan banyak mengunakan batu-batu bulan dan kecil-kecil. “Ambrolnya bronjong tersebut, bukan karena bencana alam. Tapi faktor kesengajaan yang dibuat oleh kontraktor, dan kantor BBWS Brantas. Kami sangat prihatin, atas kejadian ini. Masak baru saja rakyat gondang manis ini tertimpa bencana. Tapi teganya proyek hanya dibuat bancaan.” Ujar Slamet.
Saya tidak tahu perusahaan apa yang mengerjakan proyek tersebut, setahu saya pemborong yang mengerjakan proyek tersebut bernama Pak Reliy, dari Mojokerto. “Warga tdk tahu yang mengerjakan PT apa, karena dilapangan tidak ada papan proyek.” Tambah Slamet. Senin (12/6/2017)
Koordinator Lsm Aliansi rakyat anti korupsi (LSM Arak), Safri Nawawi, SH, mengatakan dari hasil pemantauan yang dilakukan, proyek pembangunan bronjong tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah di sejumlah titik. Bahkan beberapa diantaranya ambrol sehingga sangat membahayakan jika terjadi air pasang.
“Kami prihatin atas kualitas proyek yang sangat jelek tersebut, masak belum satu bulan dibangun kondisi proyek sudah amburadul,” ucap Safri.
Menurut Safri, karena kualitas proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut sangat mengecewakan, pihaknya menduga jika penggarapan proyek tersebut dilakukan secara asal-asalan dan menyalahi bestek. “Kami meminta aparat penegak hukum turun tangan untuk mengusut dan menyelidiki kualitas proyek yang memakai uang negara tersebut,” Tegasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, cepat rusaknya proyek bronjong tersebut, menunjukkan buruknya kinerja, dan lemahnya pengawasan yang dilakukan dilingkungan kantor BBWS Brantas. “Pimpro proyek tak bekerja secara maksimal, sehingga proyek yang semestinya berumur panjang, sudah rusak dalam hitumgan minggu, ini jelas-jelas tidak beres.,” Tegas Safri. (Riyanto)