JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Sejumlah warga yang masuk dalam Kelompok penerima manfaat (KPM) paketan / bingkisan Bantuan pangan non tunai (BPNT) Covid-19, yang ada Kecamatan Mojowarno, Jombang, mengeluhkan mutu paketan bantuan BPNT yang diberikan supplier.
Pasalnya isi paketan atau bingkisan pangan BPNT dari pemerintah pusat yang diterima ditemukan komoditi berupa bawang yang sudah bosok.
“Pada bulan Juni ini ada penyaluran paketan atau bingkisan pangan program BPNT yang disalurkan supplier (Bukan e-warung). 1 paketan atau bingkisan pangan tersebut berisi beras, telor, daging ayam potong, Kentang, dan bawang putih. Dalam, isi bingkisan pangan BPNT ini ada berupa komoditi bawang putih, yang saya terima sudah membusuk. Dan sudah tak layak dikonsumsi.” Kata ibu rumah tangga berinisial MH (60) asal desa Gondek, Kecamatan Mojowarno. Kamis (10/6/2021) lalu.
Ia menjelaskan, bawang putih tersebut menurut supplier beratnya 1 Kg. Namun setiap selesai mengambil jatah bingkisan pangan saya tidak pernah menimbang berapa Kg berat bawang tersebut. “Untuk penyaluran bingkisan pangan BPNT bulan Juni ini, bingkisan pangan BPNT yang saya terima, berisi bawang putih yang sudah berwarna hitam dan membusuk. Lah saya mau minta ganti tidak cocok dengan tenaga wira-wiri (bolak balik) mengurus untuk minta ganti bawang yang baik. Akhirnya saya terpaksa terima saja.” Ucap MH.
MH menambahkan, kejadian ini bukan hanya ia sendiri yang mengalami, tapi tetangganya juga bernasib sama menerima bingkisan pangan BPNT yang berisi bawang yang sudah busuk. “Sebenarnya dengan adanya isi paketan pangan yang berisi bawang yang sudah membusuk ini jelas merugikan kami (KPM).” Ujarnya.
Sementara itu, menurut Moh Hudy, salah seorang supplier, pemasok bingkisan pangan program BPNT, saat dimintai konfirmasi, ia tak menampik tentang adanya temuan bawang putih yang sudah busuk diberikan ke KPM program BPNT.
“Masalah ada temuan bawang putih yang sudah membusuk yang diterima KPM BPNT di Kecamatan Mojowarno, mungkin saja benar. Namun untuk komoditi bawang yang dibagikan kepada KPM program BPNT di Kecamatan Mojowarno, itu total berjumlah sekitar 24 ton. Dengan perincian 20 ton dari Arif, dan 4 ton dari Kandar. Dan pada bulan Juni 2021 saya tidak ikut memasok bawang putih untuk kebutuhan BPNT di Kecamatan Mojowarno. Jadi bawang putih yang ada dikecamatan Mojowarno, itu bukan dari saya, tapi berasal supplier lain yaitu Arif, warga Kecamatan Peterongan.” Ujar Hudy.
Sementara itu, Arif, salah seorang supplier asal kecamatan Peterongan, saat diminta konfirmasi, ia mengatakan “Ya tapi, bawangnya yang ditemukan tidak layak, sudah saya ganti.” Singkatnya, melalui pesan WhatsApp.
Sebagai informasi, program BPNT seharusnya disalurkan melalui e-warung atau agen (toko) yang telah ditunjuk oleh bank BNI selaku penyalur. E-warung menyediakan kebutuhan pangan BPNT dan KPM bebas belanja bahan pangan sesuai kebutuhan (Dengan cacatan bahan pangan yang bisa dibeli di e-warung sudah ditentukan dalam Pedum penyaluran BPNT), dan pemilik E-warung dilarang memaksa dan memaketi bahan pangan bantuan BPNT.
Namun penyaluran bantuan BPNT dikabupaten Jombang, dilaksanakan tidak sesuai Pedum, karena bantuan BPNT diberikan kepada KPM sudah dalam bentuk paketan sembako, dan paket sembako tersebut disediakan oleh sekelompok suplayer yang terorganisir. Oleh karena itulah bantuan BPNT dijombang, disebut bantuan paket (Bingkisan) pangan BPNT, karena yang memaketi sembako tersebut adalah segelintir suplayer, atau kartel pangan BPNT di Jombang.
Dan segelintir suplayer tukang membuat bingkisan (paket) pangan BPNT ini, bisa disebut Kartel pangan BPNT, karena terorganisir, ada pembagian wilayah per kecamatan, dan ada penyeragaman harga, yang dilakukan oleh para kartel / suplayer pangan BPNT di Kabupaten Jombang. (Rin)