JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Kepala desa Ngogri Kecamatan Megaluh, kabupaten Jombang, Agus Lishartatik, didemo warganya sendiri. Sabtu (28/11/2020). Warga menuding, sang kades berbutat curang saat melakukan proses pengisian perangkat desa.
Demo tersebut dilakukan puluhan warga dikantor Desa setempat, bersama dengan Kades Ngogri Agus Lishartatik, sedang melantik dua perangkat Desa baru hasil tes pengisian perangkat desa yang diadakan 25 – 26 November 2020 yang lalu.
Pantauan di lapangan, sebelum pelantikan dimulai para pendemo sudah mulai berkumpul memadati pintu masuk kantor desa. Sambil membentangkan sejumlah poster berisi kecaman dan penolakan hasil tes pengisian perangkat desa. Para pendemo meneriakan tuntutan agar pelantikan dibatalkan.
Salah seorang peserta aksi, Mara Karmawan, dalam orasinya ia mengatakan kami menuntut agar Kades membatalkan pelantikan perangkat desa.
“Kami menuntut keadilan, kami menilai ada kecurangan dalam proses penjaringan dan penetapan salah satu perangkat desa. ” kata Mara Karmawan.
Menurut dia kekecewaan warga ini bermula saat proses pemilihan dua perangkat Desa Ngogri, yakni Kepala Dusun Pulodadi dan Kasi Pelayanan Desa digelar.
“Untuk pengisian jabatan Kasun, kami anggap sudah klir karena memang pemegang nilai tes CAT yang tertinggi yang terpilih. Yang kami permasalahkan pengisian jabatan Kasi Pelayanan, yang ikut daftar dalam jabatan kasi pelayanan ada lima orang. Proses tes CAT, diikuti semua peserta di Untag Surabaya.” Terangnya.
Ia sendiri mendapat nilai tertinggi 370 atau 37 dalam prosentasenya. Sementara perangkat yang terpilih, Nelli Mei Sandika mendapat nilai 345 atau 34,5 dalam presentasenya. “Yang terpilih jadi kasi pelayanan ini tes nomor empat, sedangkan yang tes nomor 1,2,3 malah gagal,” lanjutnya.
Hal ini disebabkan Kades Ngogri yang memberi perlakuan istimewa kepada Nelli Mei Sandika. Buktinya, dari hasil tes wawancara, ketiga calon yang unggul hasil CAT, hanya diberi nilai sama 15 oleh Kades.
“Sedangkan untuk nomor 4, diberi nilainya maksimal yakni 30. Ini kan mencurigakan, kami menduga ada permainan yang dilakukan Kades dalam memberikan nilai tes Wawancara. Apalagi tes wawancara dilakukan secara tertutup, kades bisa saja leluasa melakukan KKN dalam memberi nilai, kades bisa saja memberikan nilai tes wawancara kepada calon perangkat yang berani membayar atau membeli jabatan perangkat.” tambahnya dengan nada kesal.
Oleh karena itu kami menuntut pelantikan dibatalkan dilakukan tes wawancara ulang, bila perlu tes CAT diulang. “Kami minta tes wawancara yang terbuka, bisa diawasi masyarakat, bila perlu aparat penegak hukum ikut mengawasi langsung. Pelaksanaan tes yang tidak transparan pasti akan menimbulkan masalah. Apalagi kami mendengar banyak kabar dan berita sudah bukan rahasia umum lagi jabatan perangkat desa di Jombang banyak yang diperjual belikan hingga ratusan juta.” Tegasnya.
Mara Karmawan, mengaku curiga Kades sudah melakukan jual beli jabatan, dengan cara jual beli nilai hasil tes wawancara. “Kami minta tes wawancara diulang, karena tes wawancara yang dilakukan Kades sangat tertutup, dan tidak transparan. Kami minta tes wawancara dilakukan yang terbuka dan transparan bisa disaksikan warga.” Tegasnya.
Massa mengancam akan berkirim surat ke Komisi A DPRD Jombang jika pelantikan tetap dilanjutkan. “Ya, kita akan tindak lanjuti dengan menyurati DPRD, berharap dijembatani,” Ujarnya.
Kendati didemo warganya Kades Ngogri, Agus Lishartatik, tetap memaksakan melantik perangkat desa baru. Para Pendemo tak diperbolehkan masuk ke tempat pelantikan. Gerbang ditutup rapat dan dijaga ketat petugas Linmas.
Dan kades Agus Lishartatik, hingga pelantikan selesai, memilih bungkam tidak menemui warganya yang sedang berdemo diluar pagar Kantor Desa setempat. (Ris/Snt)