Belum 1 Bulan Selesai Dikerjakan Pemborong, Jalan Paving Desa Sukodadi Sudah Hancur

Kondisi jalan paving di dusun Kwacang, yang memprihatinkan, baru selesai dibangun Agustus 2021. Selasa (28/9/2021)

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Proyek Jalan usaha tani (JUT) berupa bangunan Jalan Paving, yang berlokasi didusun Kwacang, Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, baru selesai dikerjakan pada Agustus 2021 lalu, kini bangunan jalan sudah hancur.

Bangunan jalan Paving sepanjang 66 meter dan lebar 3 meter, tersebut dibiayai dari program Jombang Berkadang (Jombang berkarakter dan berdaya saing)  dari APBD Jombang 2021 sebesar Rp 46.250.000.

Dari pantauan dilapangan, Selasa 28 September 2021, kondisi jalan paving yang belum genap satu bulan selesai dibangun kondisinya sudah memprihatinkan, dibeberapa titik jalan sudah mulai berantakan dan bergelombang, pasangan paving sudah berhamburan atau berserakan, dan paving yang terpasang sudah banyak retak-retak, pecah dan hancur.  Sehingga jalan yang dibangun dari hasil keringat rakyat atau APBD ini menjadi tidak nyaman dilewati kendaraan, bahkan kondisi jalan sudah tak layak.

Tak hanya itu, ukuran lebar jalan paving ada perbedaan dengan yang tertera di papan nama proyek. Dipapan nama proyek tertulis lebar jalan 3,00 atau tiga meter. Namun setelah dilakukan pengukuran dilapangan ternyata lebar jalan  hanya 2,5 meter. Artinya ada dugaan kuat lebar jalan tersebut dikurangi.

Menurut LS (50) warga setempat, bangunan jalan paving ini baru selesai dikerjakan pada bulan Agustus 2021. Sekarang kondisi jalan sudah rusak parah. Jalan ini dikerjakan oleh pemborong, dan tenaga kerjanyapun bukan dari warga desa Sukodadi.

“Seingat saya yang memborong jalan ini namanya Rifiudin, warga desa Ngrandulor kecamatan peterongan, Jombang. Selesai dikerjakan bulan Agustus 2021, namun belum satu bulan jalan sudah rusak parah, dan sudah tidak layak lagi dilewati kendaraan. Ya kondisinya kayak gini ini, rusaknya sudah parah.” Kata LS sembari menunjukan kondisi jalan yang sudah rusak parah. Selasa (28/9/2021).

Menurut LS, seharusnya pengerjaan proyek-proyek fisik didesa dikerjakan secara swakelola, dan tenaga kerjanya melibatkan warga setempat. Apalagi dimasa pandemi COVID-19 ini banyak warga yang kesulitan ekonomi, kesulitan mencari pekerjaan. Karena kalau dikerjakan secara swakelola dan mengunakan tenaga kerja dari warga, ini akan sangat membantu warga untuk bertahan ditengah kesulitan ekonomi dimasa pandemi.

“Atas nama akal sehat, saya sangat menyayangkan kebijakan Kades yang memborongkan pengerjaan proyek jalan ini kepihak ketiga dari luar desa, dan tenaga kerja juga dari luar desa, sementara warganya banyak yang butuh pekerjaan. Saya tak habis fikir, Kades mengunakan pertimbangan apa, sehingga pekerjaan diborongkan.” Ujarnya.

Kondisi jalan paving di dusun Kwacang, yang memprihatinkan, baru selesai dibangun Agustus 2021. Selasa (28/9/2021)

LS menegaskan, saya bukan menuduh, tapi curiga, biasanya pekerjaan fisik di desa yang diborongkan, bagi pemborong ingin mengerjakan (ingin dapat proyek) pasti memberi uang fee kepada Kades, ini sudah bukan rahasia umum lagi. Dan fee ini biasanya kisaran 10 pesen hingga 20 persen dari nilai proyek.

“Jadi saya curiga mungkin atas pertimbangan untuk mendapatkan uang fee dari pemborong sehingga pekerjaan diborongkan kepada pihak pemborong luar desa. Jadi saya curiga seperti itu. Tapi mudah-mudahan kecurigaan saya salah.” Ucap LS.

Ls menambahkan, selama ini pemerintah pusat maupun daerah terus mendorong agar pemerintah desa dalam melaksanakan proyek baik dari APBD maupun dari APBN dilaksanakan secara padat karya tunai, yaitu melibatkan warga setempat untuk pengerjaan proyek.

“Jadi kalau Kades memborongkan proyek jalan kepihak ketiga, layak dicurigai ada yang tidak beres. Apalagi hasil pekerjaan jalan paving belum 1 bulan selesai dikerjakan sekarang sudah hancur. Jadi wajar kalau saya curiga.” Imbuhnya.

Ketua Tim pengelola kegiatan (TPK) pembangunan fisik desa Sukodadi, Iskandar, saat dimintai konfirmasi, ia membenarkan bahwa proyek jalan paving didusun Kwacang, baru selesai dikerjakan bulan Agustus 2021. Namun, dirinya mengaku tidak banyak mengetahui tentang proyek jalan paving itu, karena yang mengerjakan adalah pihak pemborong dari luar desa Sukodadi.

Kondisi jalan paving di dusun Kwacang, yang memprihatinkan, baru selesai dibangun Agustus 2021. Selasa (28/9/2021)

“Ya memang jalan selesai dikerjakan pada Agustus 2021, namun saya tidak begitu paham masalah pelaksanaan pengerjaan, karena yang mengerjakan bukan saya.” Kata Iskandar, saat dihubungi melalui telepon seluler. Selasa siang (28/9/2021).

Lalu siapa yang mengerjakan ? “Proyek itu dikerjakan pemborong yaitu Rofiudin, warga desa Ngrandulor, dan yang satunya bernama Yudi. Jadi saya tidak paham, masalah pengerjaan jalan itu. Karena yang mengerjakan bukan saya.”  Ujarnya.

Kades Sukodadi, Sukoyo, saat dimintai konfirmasi. “Yah ada tamu.” Kata salah seorang perempuan, yang merupanan istri dari Sukoyo.

Namun beberapa menit kemudian istri Sukoyo mengatakan bahwa suaminya sedang tidak ada dirumah. “Oh orangnya (Sukoyo) tidak ada dirumah, saya tidak tahu orangnya kemana”.  Ucapnya. (Rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!