BANDUNG, NusantaraPosOnline.Com-Kenaikan sejumlah bahan pokok dan pajak pertambahan nilai atau (PPN), yang dimulai Jumat 1 April 2022 lalu, dinilai Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti tidak tepat berpotensi memiskinkan masyarakat golongan menengah ke bawah.
Pasalnya tekanan hidup masyarakat sudah berat dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Sementara itu, Kementerian Keuangan tetap bersikukuh menaikkan PPN sebesar 1 persen dari 10 % menjadi 11% dan menyebut inflasi masih berada dalam perkiraan pemerintah.
“Tentu hal ini akan berdampak pada kalangan masyarakat kelas kelas menengah ke bawah. Mereka berpotensi turun kelas menjadi masyarakat miskin. Hal ini harus dipikirkan baik-baik oleh pemerintah.” kata LaNyalla di saat kunjungan kerjanya ke Bandung, Jawa Barat, Senin (11/4/2022).
Masyarakat sedang mengalami kesusahan yang cukup berat. Untuk mempertahankan hidup saja sudah sangat berat, apalagi ditambah dengan beban kenaikan tarif PPN 11% yang mulai berlaku hari ini.
Menurut LaNyalla, pernyataan Kemenkeu bahwa kenaikan tidak akan berpengaruh pada lonjakan inflasi adalah pandangan yang keliru. “Karena faktanya, beban hidup rakyat semakin berat di tengah-tengah ekonomi yang belum sepenuhnya pulih,” tutur LaNyalla.
“Jangan disamakan rasa kekurangan setiap level masyarakat. Masyarakat yang hidupnya bergantung dari penghasilan harian, dari upah mingguan dan upah kerja sistem kontrak, bahkan kerja serabutan pada sektor non formal dengan masyarakat yang memiliki penghasilan tetap. Itu berbedaproblematikannya dan bisa terjadi gep yang sangat jauh,” sambungnya.
LaNyalla berharap pemerintah tidak membuat wacana tentang kenaikan harga-harga seolah hal yang biasa dan tidak berpengaruh.
“Kenaikan PPN sebesar 11% jelas pengaruhnya sangat besar, apalagi masyarakat kelas sosial menengah kita banyak yang rentan dan berpotensi jatuh miskin karena dihantam berbagai kenaikan kebutuhan pokok,” Pungkas LaNyalla. (Bd)