Lagi-Lagi, BBWS Brantas & Rekanan Kerjakan Proyek Dengan Cara Abal-Abal

BBWS BRANTAS : Slamet, warga Gondang manis, menunjukan pekerjaan brojong milik BBWS Brantas, yang pernah ambrol. Dan diperbaiki akal-akalan.

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Proyek bronjong milik Kantor Balai besar sungai brantas (BBWS Brantas), yang berlokasi di tepi Sungai Konto, tepatnya  di desa Gondangmanis, kecamatan Bandar kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Menjadi sorotan, masyarakat, pasalnya proyek tersebut dikerjakan  dengan cara abal-abal oleh oleh BBWS Brantas, dan rekananya.

Proyek tersebut, sejak dimulai pengerjaan, sampai selesai dikerjakan pertengahan Mei 2017, dilokasi proyek saampai hari ini tidak dipasang papan nama proyek. Hal ini diduga sengaja disembunyikan agar tidak diketahui khalayak umum.

Padahal seharusnya, pekerjaan yang anggarannya berasal dari APBN, APBD I, maupun APBD II harus disampaikan transparan dan lokasi proyek diberi papan nama agar diketahui masyarakat umum.

Menurut Herman.  warga setempat, papan nama proyek, wajib dipasang. Karena sebagai pemberitahuan kepada public adanya kegiatan pembangunan yang dibiayai dari uang rakyat (Uang Negara), sehingga mereka tahu dan apabila diabaikan malah sanksinya blacklist atau tidak diberikan lagi kegiatan, ujarnya.

“Saya menduga hal ini memang disengaja, oleh BBWS Brantas, dan rekanan. Untuk memudahkan mereka mencopet anggaran proyek tersebut. Sudah bukan rahasia umum lagi, hampir semua proyek BBWS Brantas, jadi bancaan. Lihat saja pimpinan dan para pejabat pembuat komitmen (PPK) di BBWS Brantas, tidak ada yang miskin.” Ucap Herman. Sabtu (21/10).

Herman, juga menjelaskan, proyek tersebut bukan hanya tidah dipasang papan nama proyek, tapi kualitas pekerjaanpun juga bobrok. “Bangunan bronjong, selesai dikerjakan pada Maret 2017, terus pada bulan Juni 2017, bangunan sudah rusak parah. Akibat pengerjaan yang asal-asalan.

Menurutnya, kerusakan bronjong, yang baru dibangun tersebut. terjadi ambrol, amblas, dari lapisan bawah sampai keatas. Bronjong tersebut berjumlah tujuh tingkat, atau tujuh sap. Dari mulai sap dasar sampai sap atas ambrol. Hal tersebut disebabkan, galian pondasi yang kurang dalam, tidak mencapai tanah padas.

Karena galian pondasinya kurang dalam, pada saat air pasang atau besar, air mengalir melewati cela-cela batu, mengikis tanah pasir dan membawa hanyut. Lalu bronjong batu yang baru dibangun tersebut longsor.

Yang lebih parah lagi pemasangan batu bronjong tersebut juga kurang padat, juga banyak mengunakan batu-batu bulat dan kecil-kecil. Waktu itu pihak BBWS Brantas, dan rekanannya cepat-cepat memperbaiki kerusakan tersebut.

“Tapi sayang perbaikan cuman dengan cara akal-akalan, seharusnya bangunan bronjong tersebut dibongkar total, lalu pondasinya digali lagi mencapai kedalaman tanah padas, baru bronjong dipasang. Tapi tidak dilakukan pembongkaran total, hanya diperbaiki secara akal-akalan saja oleh BBWS Brantas dan rekananya.” Ujarnya.

BBWS Brantas, tidak berani memerintahkan pembongkaran, mungkin takut BBWS Brantas dan rekananya rugi. Padahal proyek tersebut, jelas-jelas tidak beres. “Kalau bangunan dibongkar total  oknum pejabat BBWS Brantas, dan rekanannya rugi. Tapi kalau tidak dibongkar biarlah rakyat yang rugi, lantaran pekerjaan BBWS Brantas dan rekanya yang bobrok.” Kata Herman.

Terkait hal tersebut, kepala kantor BBWS Brantas, saat hendak dimintai konfermasi sulit untuk ditemui.

Sebagai informasi, dikalangan Lsm Dan wartawan sudah bukan rahasia umum lagi,  bahwa para pejabat dilingkungan BBWS Brantas, sangat sulit untuk ditemui. Anggaran yang mereka kelola di kantor tersebut seolah rejeki nomplok dari warisan  nenek moyang mereka. (rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!