Peristiwa

Lestarikan Budaya, Warga Desa Manduro Jombang Gelar Sedekah Bumi

×

Lestarikan Budaya, Warga Desa Manduro Jombang Gelar Sedekah Bumi

Sebarkan artikel ini
Kades Manduro Kecamatan Kabuh, jombang, Jamilun, saat menghadiri sedekah bumi di Dusun Guwo. Kamis (24/4/2025).

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Untuk menjaga dan melestarikan budaya warisan leluhur, warga Dusun Guwo, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa timur, menggelar Sedekah Bumi, pada Kamis (24/4/2025).

Acara sedekah bumi ini, diisi dengan kegiatan doa bersama, kenduri, serta pertunjukan seni tradisional campur sari.

Untuk memeriahkan acara sedekah bumi kali ini, panitia menampilkan pertunjukan kesenian musik tradisional Karawitan dan Campursari. Agar masyarakat dapat terhibur.

Kepala Desa (Kades) Manduro Jamilun mengtakan bahwa, tradisi sedekah bumi atau dikenal pula sebagai sedekah dusun ini, merupakan warisan budaya leluhur mereka, yang telah dilakukan secara turun temurun oleh warga Dusun Guwo.

“Tradisi sedekah bumi masih terus lestari di Dusun Guwo, Desa Manduro. Sejak pertama kali warga Manduro menetap di wilayah bukit kapur, tradisi tersebut telah rutin dilakukan setiap tahun, tepatnya setelah masa panen berakhir.” Kata Jamilun, saat ditemui di sela kegiatan.

Acara ini rutin digelar setiap tahun, Ujar Jamilun, biasanya digelar pada bulan Mei atau Juni, saat para petani telah menyelesaikan masa panen mereka.

Ia menjelaskan bahwa sedekah bumi ini, bukan hanya sebatas tradisi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal, kebersamaan, dan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada tuhan atau sang pencipta atas hasil bumi yang melimpah.

“Sedekah dusun ini sebagai bentuk syukur kami kepada Allah SWT atas panen yang telah diberikan. Selain itu juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Melalui sedekah bumi, masyarakat menjaga hubungan baik dengan alam, sesama manusia, dan juga dengan leluhur mereka.” Kata Jamilun.

Ia juga menuturkan bahwa Dusun Guwo memiliki keunikan tersendiri. Mayoritas warganya merupakan pendatang dari luar Desa Manduro.

Namun seiring waktu, mereka mampu beradaptasi dan bahkan kini lancar berkomunikasi menggunakan bahasa Madura, bahasa yang umum digunakan oleh warga setempat.

Menurut Jamilun, meskipun berasal dari berbagai latar belakang, para warga Desa Manduro bisa hidup berdampingan dengan guyub rukun berkat adanya kegiatan-kegiatan tradisional seperti ini.

“Alhamdulillah, meskipun banyak pendatang, dengan adanya sedekah bumi seperti ini, semua warga bisa berkumpul, berbaur, dan saling mengenal. Ini menjadi kekuatan sosial yang luar biasa bagi desa kami,” Ujarnya.

Acara sedekah bumi biasanya diisi dengan doa bersama, kenduri, serta pertunjukan seni tradisional seperti campur sari yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

“Dengan terus dilestarikannya tradisi ini, masyarakat Manduro berharap keberkahan dan kerukunan akan senantiasa menyertai kehidupan mereka ke depan,” pungkasnya. ***

Pewarta : RISKA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!