Lsm Arak : Proyek Pengendali Banjir, Dikerjakan Tidak Sesuai RAB Dan Spesifikasi

Suasana pengerjan Parapet, mengaduk sepesi mengunakan moleh (mesin pengaduk semen).

JOMBANG (NusantaraPosOnline.Com)-Lsm Aliansi rakyat anti korupsi (Lsm Arak) Jawa timur, menyebut bahwa pekerjaan Proyek pengendalian banjir kali Gunting, milik Satuan kerja (Satker) SNVT Pelaksana jaringan sumberdaya air Brantas, Balai besar wilayah sungai Brantas (BBWS Brantas) yang dibiayai dari APBN 2016 sebesar Rp 130.003. 759.000.  Diduga kuat dikerjakan tidak sesuai dengan Rencana anggaran belanja (RAB) dan Spesifikasi.

Salah satu titik bangunan Parapet, yang berkualitas buruk. yang didanai dari APBN 2016 Rp 131.003.759.000.(foto : Rurin)

Lelang proyek tersebut, diemenangkan oleh PT Brantas abipraya (PT BA), dengan nilai kontrak Rp 124.165.315.000.  proyek tersebut berlokasi di Kali gunting, yang tersebar di tiga kecamatan, di Kabupaten Jombang, yaitu Kecamatan Mojowarno, Mojoagung, dan Sumobito.

Proyek bernilai ratusan milyar, ini sudah mulai dikerjakan sejak akhir tahun 2016 lalu, sampai sekarang masih dalam tahap pengerjaan. Untuk masa pengerjaan selama 720 hari, kalender. Dan dipapan proyek tidak mencantumkan informasi tanggal dimulainya pekerjaan, dan batas akhir pengerjaan. Tapi yang jelas masa pengerjaanya bukan seumur hidup.

Salah satu titik bangunan Parapet, yang berlokasi dikecamatan Sumobito, yang berkualitas buruk. yang didanai dari APBN 2016 Rp 131.003.759.000.(foto : Rurin)

Menurut Koordinator Lsm Arak, Safri Nawawi, kami menilai proyek tersebut bukan hanya bobrok dalam pelaksanaanya. Tapi sejak dalam kandungan (perencanaan) BBWS Brantas, proyek itu sudah cacat. Karena kuat dugaan adanya praktek Mark-up anggaran pada proyek tersebut. untuk membuktikan dugaan mark-up, tersebut nanti bisa dilihat dari hasil pekerjaan dilapangan. Bukan hanya itu, kuat dugaan telah terjadi praktek permainan dalam pelelangan. Kata Safri. Selasa (5/6/2017).

Contoh permukan beton Parapet yang berkulitas buruk

“Pemenang lelang yaitu PT BA, dengan penawaran Rp 124.165.315.000, sedangkan Pagu anggaran, dan Harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp  130.003. 759.000. Jadi hanya selisih sekitar 7 persen. Antara penawaran dengan pagu dan HPS. Jadi layak dicurigai ada permainan dalam lelang, karena penawaran pemenang lelang, yang mepet dengan HPS dan Pagu anggaran, seperti ini jarang terjadi.” Terang Safri.

Dari pantauan kami (Lsm Arak) dilapangan, proyek pengendalian banjir tersebut, ada tiga jenis pekerjaan yaitu, pembangunan Parapet, pembangunan Bronjong batu, dan Revetmant Namun meski proyek ini dimenangkan PT BA, namun pekerjaan dilapangan dilakukan oleh dua peusahaan, yaitu sekitar 60 persen dikerjakan PT BA, dan yang sekitar 40 persen dikerjakan oleh PT Tirta restu ayunda (PT TRA). PT TRA ini adalah perusahaan yang biasanya setiap tahun mengerjakan proyek dilingkungan kantor BBWS Brantas.

“Yang menarik pekerjaan tersebut oleh PT TRA, diduga di subkontrakan lagi, kepada empat orang.” Kata Safri.

Contoh permukan beton Parapet yang berkulitas buruk

Terkait temuan Lsm Arak terhadap penyimpangan, pekerjaan dilapangan, Safri juga menjelaskan, pada pekerjaan pembangunan Parapet. Edialnya pembangunan parapet tersebut, minimal mengunakan beton mutu K-175, tapi kenyataan dilapangan beton parapet, jauh dibawah K-175. Dugaan tersebut muncul dari hasil pemantauan kami saat pengerjaan pengecoran, kami temukan banyak mengunakan molen (mesin pengaduk semen), dan komposisi campuran material (batu, pasir, semen, dan air) dibawah K-175.  Edialnya beton Parapet tersebut, mengunakan beton ready mix, tapi kenyataanya dilapangan proyek Rp 130 milyar tersebut, diaduk mengunakan molen. Untung tidak mengunakan cangkul (manual). Bukan hanya itu pembesian beton Parapet tersebut, kuat dugaan tidak sesuai spesifikasi. Kata Safri.

Masih menurut, Safri, secara kuantitas hasil pekerjaan Parapet, yang dibangun tersebut sangat buruk, karena bentuk Parapet tersebut, banyak yang bengkok-bengkok, kayak ular. Secara kualitas juga sangat buruk, karena kami menemukan permukaan Beton Parapet, banyak yang pretel, dan retak-retak.

“Karena buruknya kualitas beton Parapet, sehingga terpaksa harus diplester atau di aci. Agar permukaan beton terlihat mulus. Hampir bisa kami pastikan bahwa Parapet proyek tersebut tidak sesuai RAB dan dan spesifikasi. Saat ini kami sedang melakukan tes Leb, untuk pembuktian secara ilmiah, untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut tidak layak.” Tegas Safri.

Kami berharap, sebelum kasus ini masuk keranah hukum, BBWS Brantas, Kontraktor pelaksana , dan konsultan pengawas mau jujur, membongkar pekerjaan Parapet, yang tidak layak tersebut. tegas safri.

Menurut, beberapa tukang (tenaga kerja), yang berhasil ditemui NusantaraPosOnline.Com  dilapangan, menyebutkan, bahwa proyek Rp 130 milyar tersebut, juga lemah dalam pengawasan. “Pengawasnya dari PT Indra Karya (persero), jarang melakukan pengawasan, pengawasnya juga jarang kelapangan. Kadang tiga hari sekali, bahkan kadang seminggu sekali.” Ujar beberapa tukang yang wanti-wanti agar tidak disebutkan namanya.

Menurut, Iwan, warga Curahmalang, kecamatan Sumobito, banyak sekali beton-beton Parapet yang pretel, karena buruknya adonan semen yang digunakan untuk bahan Parapet. “Permukaan Parapet, sangat kasar dan ceblok-ceblok (berlubang) kecil seperti sarang semut. Mungkin karena adonan semennya yang kekurangan semen.  Jadi biar kelihatan bagus beton tersebut harus dia aci.” Kata Iwan.

Untuk ketebalan pondasi Parapet, hanya kisaran 40 Cm, sampai 50 Cm. dan tidak ditanam kedalam tanah. sehingga jika kena terjangan banjir air bisa masuk di bawah pondasi, dan kekuatan Parapet, tersebut juga kurang kuat, karena pondasinya diatas tanah tinggi. Tidak digali. “Jadi sangat janggal, masak pondasi parapet, tidak ditanam didalam tanah. pembangunan ini asal-asalan.”  Ujar Iwan.

Sebagai informasi, pada LPSE kementrian pekerjaan umum dan prumahan rakyat (PUPR), sampai lelang dinyatakan selesai, pada paket proyek pengendalian banjir ini, tidak mencantumkan secara detail harga penawaran peserta lelang, sehingga ada kesan untuk menutup-nutupi indikasi permainan lelang, yang dimenangkan oleh PT BA, yang hanya selisih kisaran 70 pesen dari pagu, dan HPS proyek.  (Rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!