Bendung PLTMH PT Dempo Ancam Kelestarian Ikan Endemik

Bendung Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro, yang dibangun PT Dempo Sumber Energi, yang mengancam kelestraian ikan Mingkih, Ikan edemik sungai Batang Pelangai Gadang.

PADANG, NusantaraPosOnline.Com-Ikan Mingkih (Cestraeus plicatilis C.V) yang keberadaannya hanya ada pada sungai Batang Pelangai Gadang (Ikan edemik sungai Batang Pelangai Gadang) di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, terancam punah.

Pasalnya, jalur migrasi atau ruaya ikan yang hidup di hulu sungai dan bertelur di muara itu, terhalang atau terputus oleh bendung Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) yang dibangun PT Dempo Sumber Energi (PT DSE).

“Bendung PLTMH milik PT Dempo tersebut tidak dilengkapi dengan tangga atau jalur khusus untuk turun naik ikan bermigrasi (fishway),” ungkap Anggota Fraksi PAN DPRD Pesisir Selatan, Novermal melalui keterangan tertulisnya, Senin.

Menurut dia, Dinas Perkimtan dan LH Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas LH Provinsi Sumbar dan Kementerian LHK, harus segera mengevaluasi dokumen lingkungan PLTMH PT DSE di Batang Pelangai Gadang tersebut,

“Agar, bendung yang mereka bangun itu, bisa dilengkapi dengan fishway,” tegasnya.

“Bendung yang tidak dilengkapi fishway itu mengancam kelestarian ikan endemik Batang Pelangai Gadang, yaitu Ikan Mingkih,” jelas Novermal.

“Karena, jalur migrasinya untuk bertelur ke muara sungai terhalang atau terputus oleh bendung PLTMH.”

“Kini, alur sungai, mulai dari bendung sampai ke mulut pembuangan air dari turbin PLTMH, lebih kurang sepanjang 1,5 kilometer, tidak dialiri air lagi, alias kering kerontang,” tambahnya.

Dijelaskan Novermal, Ikan Mingkih hanya ada Kabupaten Pesisir Selatan, salah satunya di Batang Pelangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir.

“Ikan Mingkih itu mirip Ikan Gariang, tapi dagingnya tidak berduri dan sisiknya lunak,” jelasnya.

“Kalau musim bertelur, ikan ini secara berombongan turun ke muara sungai. Setelah bertelur, mereka balik lagi berombongan ke hulu. Dan, anaknya setelah menetas, rombongan pula menyusul ke hulu sungai,” tambahnya.

Ditambahkan Novermal, Ikan Mingkih adalah ikan jenis pemakan tumbuhan (herbivore), yaitu lumut yang tumbuh di batu-batu besar di dasar sungai. Ikan ini juga memakan buah dan dedaunan yang jatuh ke sungai.

Ikan jenis ini bersifat Katadromous yaitu bermigrasi atau ber-ruaya dari hulu sungai ke laut di depan muara sungai untuk memijah atau bertelur.

Proses migrasi untuk bertelurnya ketika musim hujan lebat pada hari pertama sampai kedelapan bulan gelap, puncaknya pada bulan Syafar dan Mulud tahun Hijriyah.

“Ikan ini turun ke muara sungai ketika banjir yang mulai surut dan airnya mulai jernih,” jelasnya.

“Saya sudah melihat langsung bagaimana kondisi air Batang Pelangai Gadang yang disalin habis untuk memutar turbin PLTMH,” ungkap dia.

Akibatnya, alur sungai sepanjang lebih kurang 1,5 kilometer, mulai dari bendung sampai ke mulut pembuangan air dari turbin PLTMH, jadi kering kerontang. “Kondisi ini bisa berakibat, Ikan Mingkih punah.” Tandasnya.

“Saya sebagai Anggota DPRD dan putera asli Nagari Pelangai, saya sangat welcome dengan investasi, tapi jangan memunahkan ikan asli sungai kami,” tegas Novermal sembari meminta PT DSE segera membangun tangga atau jalur khusus untuk Ikan Mingkih.

“Kalau tidak, siap-siap saja digugat oleh Anak Nagari Pelangai,” pungkasnya. (Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!