JAKARTA, NusantaraPosOnline.Com-Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia I DPP Partai Golkar, Bobby Adhitio Rizaldi, menyebutkan bahwa banyaknya kader partai yang tersangkut kasus korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memengaruhi angka elektoral partai.
Beberapa waktu lalu, Golkar menyampaikan bahwa ada tujuh kadernya yang ditangkap KPK dalam sebulan terakhir.
“Di tahun politik seperti ini kerja partai untuk meningkatkan elektabilitas memang sangat berpengaruh terhadap hal-hal yang sifatnya seperti OTT ( Operasi Tangkap Tangan) atau pelanggaran-pelanggaran tersebut,” kata Bobby seusai acara diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (6/10/2017).
Dalam pemetaan pencalonan legislatif, Bobby menyampaikan, pihaknya sedang menyisir calon-calon yang berintegritas dan memiliki kapasitas elektoral yang kuat. Calon tersebut juga diharapkan mampu membawa citra partai lebih baik dari saat ini.
Bobby mengakui, adanya penurunan elektabilitas partai dari hasil sejumlah lembaga survei. Pada survei di tahun 2016, misalnya, elektabilitas Golkar berkisar 14 persen. Sedangkan hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa elektabilitas Golkar 11,4 persen.
“Efek itu ada tapi alhamdulillah kami masih bertahan,” tutur Anggota Komisi I DPR itu.
Korbid Pemenangan Pemilu Indonesia I, Jawa, Sumatera DPP Partai Golkar, Nusron Wahid menilai perlu ada bebenah total yang dilakukan oleh partainya agar jauh dari kesan koruptif.
“Golkar perlu refleksi total mengenai perilaku politik kader. Ini kan dalam waktu satu bulan tujuh yang ketangkap KPK,” kata Nusron di sela rapat internal partai di Hotel The Sultan, Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Nusron menambahkan, Golkar memiliki jargon “Suara Golkar, Suara Rakyat”. Sedangkan ketika pihaknya meminta data presentasi dari banyak lembaga survei, kehendak rakyat adalah menginginkan partai politik yang mendukung pemerintahan bersih.
Golkar, lanjut dia, perlu refleksi total agar betul-betul mencerminkan kehendak dan aspirasi rakyat.