SIDOARJO, NusantaraPosOnline.Com-Sebuah jembatan di Desa Kedung Peluk, Kecamatan Candi ke Kota Sidoarjo ambruk pada Selasa (16/7/2024) siang. Akibatnya akses warga menuju kota lumpuh.
Jembatan yang ambruk ini, dibangun sekitar tahun 1980 an, merupakan satu-satunya akses penghubung Desa Kedung Peluk ke Kecamatan Candi, Kota Sidoarjo.
Informasi yang berhasil dihimpun, jembatan tersebut runtuh sekitar pukul 12.00 WIB pasca dilewati truk pengangkut sirtu.
Menurut saksi mata seorang warga desa setempat menyebutkan, bahwa kejadian jembatan terjadi secara tiba-tiba setelah truk bermuatan berat melintas.
“Banyak yang melihat, jembatan itu ambruk, setelah ada truk muatan sirtu lewat, tiba-tiba jembatan ambruk. Padahal jembatan ini merupakan akses satu-satunya warga Desa Kedung Peluk menuju ke arah Sidoarjo kota.” ujarnya, Rabu (17/7/2024).
Kepala Desa Kedung Peluk, Muhammad Madenan dalam keteranganya kepada wartawan menyebutkan, jembatan tersebut memang sudah lama menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
“Kami juga sudah melaporkan kondisinya ke Kecamatan Candi. Namun belum ada tindakan yang signifikan untuk memperbaikinya.” Terangnya.
Lebih lanjut ia menelaskan, jembatan tersebut dibangun sekitar tahun 1980 dan menjadi jalur utama warga desa untuk menuju Sidoarjo. Atas kejadian ini, kendaraan roda empat tidak bisa melintas, sehingga warga harus mencari jalur alternatif.
“Untuk sepeda motor, warga masih bisa melewati dam sungai. Jembatan ini sangat dibutuhkan oleh warga. Karena mayoritas warga kami berprofesi sebagai petani dan tambak. Setiap hari, mereka menggunakan jembatan itu untuk menjual hasil tambak ke kota.” Terangnya.
Madenan berharap, kepada Pemerintah Kabupaten segera membangun ulang jembatan itu, atau membuat jembatan sementara untuk akses warga menuju kota. Imbuhnya.
Sementara itu, Plt Bupati Sidoarjo Subandi menyebutkan, setelah menerima informasi jembatan ambruk, dirinya bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo Dwi Eko Saptono, langsung turun kelokasi, dan Dinas PU BMSDA segera menindaklanjuti pembangunan jembatan tersebut.
“Karena jembatan itu merupakan satu-satunya akses warga Desa Kedung Peluk menuju ke luar. Tidak ada jalan alternatif, satu-satunya untuk menyelesaikan kerusakan ini ya kita pakai (jembatan) bailey,” kata Subandi.
Kepala Dinas PU BMSDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono, menjelaskan sebetulnya jembatan itu sudah masuk dalam rencana perbaikan di tahun ini. Ia berdalih, masih banyaknya pengerjaan jalan dan jembatan di wilayah lain membuat pihaknya belum bisa memperbaiki jembatan itu. Dan faktor lain adalah besaran biaya.
“Sudah 2 tahun ini kami rencanakan untuk dilakukan pembangunan ulang. Memang di 2024 ini masih ada beberapa kegiatan lain untuk jembatan, dalam hitungan kami memang membutuhkan anggaran yang lumayan untuk membangun jembatan itu.” Kata Eko.
Untuk sementara, sambung Eko, pihaknya berencana membangun jembatan darurat berupa bailey dalam waktu 1,5 sampai 2 bulan untuk akses roda empat maupun dua. Hal ini, agar tidak, mempengaruhi aktivitas ekonomi warga di sektor pertanian dan tambak.
“Karena ini akses penting buat warga. Maka kami dari PUBM merencanakan untuk membangun jembatan darurat mungkin jembatan bailey dan segera kami lakukan,” Katanya.
Ia menambahkan, untuk jembatan utama yang akan dibangun nanti memiliki panjang 20 meter dan lebar 5 meter. Pembangunan jembatan utama, rencanahnya baru direalisasikan tahun anggaran 2025, ada kemungkinan bakal dimajukan.
“Sebenarnya pembangunan jembatan Kedung Peluk, dengan panjang 20 meter lebar 5 meter tersebut sudah masuk di perencanaan. Tinggal menuangkan dalam perbaikan. Namun rencananya kami bangun 2025 ternyata 2024 jembatan sudah mengalami kerusakan,” Kata Eko.***
Pewarta : AGUS. W