SERANG (NusantaraPosOnline.Com)-Kapal KM Kendhaga Nusantara 14 milik Kementrian perhubungan (Kemenhub) meledak saat dirakit di galangan kapal PT Krakatau Shipyard, di Desa Pulo Ampel, Kabupaten Serang, milik Kementerian Perhubungan. Jumat (11/8/2017).
Direktur Jenderal Perhubungan Laut A Tonny Budiono mengaku sudah menerima laporan terkait ledakan KM Kendhaga Nusantara 14. Ledakan tersebut terjadi di galangan kapal PT Krakatau Shipyard, Serang, Banten.
“Iya, benar, telah terjadi ledakan di area galangan kapal PT Krakatau Shipyard pagi ini (11/8) ketika para pekerja baru memulai kerja untuk merakit kapal tersebut,” kata Tonny dalam keterangannya, Jumat (11/8/2017).
Atas ledakan yang terjadi Jumat (11/8) pagi itu, Tonny menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimbulkan korban jiwa tersebut.
“Kami atas nama Ditjen Perhubungan Laut turut berduka dan prihatin atas musibah ini. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari,” ujarnya.
Meski begitu, ia belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya ledakan itu. Saat ini Ditjen Perhubungan Laut telah memerintahkan jajarannya segera berkoordinasi dengan pihak galangan kapal sebagai tindak lanjut atas pembangunan kapal.
“Penyebab ledakan masih didalami pihak kepolisian setempat, termasuk meminta keterangan dari para saksi dan sejumlah pihak terkait. Kita akan tunggu hasil proses penyelidikan dari kepolisian untuk mengetahui penyebabnya,” ujar Tonny.
“Laporan resmi dari galangan kapal belum kami terima. Biarkan fokus dulu pada penanganan korban ledakan kapal tersebut,” sambung dia.
Sebagai informasi, KM Kendhaga Nusantara 14 adalah kapal tipe kontainer 100 Teus pesanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub, yang diperuntukkan untuk mendukung program Tol Laut di wilayah timur Indonesia.
Kapal ini dibangun atas kerja sama operasi (KSO) perusahaan galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) dengan PT Krakatau Shipyard. Anggaran bersumber dari APBN 2015-2017 dengan sistem multiyears (3 tahun) senilai Rp 113,3 miliar.
“Terkait dengan proses pengerjaan kapal, hingga saat ini kemajuan pekerjaan mencapai 61 persen. Sekali lagi saya sampaikan musibah ini adalah murni kecelakaan kerja dan kiranya agar pihak galangan selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja dengan tetap mengikuti prosedur yang telah ditetapkan,” ujar Tonny. (jnn)