PURWOREJO, NusantaraPosOnline.Com-Masyarakat Indonesia memiliki sejumlah tradisi turun temurun yang masih dilestarikan hingga saat ini. Salah satunya adalah para nelayan Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tahun ini kembali mengadakan Sedekah Laut, dengan melarung sesaji ke tengah laut selatan.
Acara tahunan ini diikuti oleh 15 perahu nelayan yang berasal dari TPI Kertojayan (warga Kertojayan dan desa sekitarnya) digelar Minggu (28/07/2024) di Pantai Genjik, Desa Kertojayan, Kabupaten Purworejo.
Selain melestarikan tradisi, pelaksanaan sedekah laut di Kabupate Purworejo ini menjadi atraksi wisata budaya yang menarik wisatawan.
Adapun rangkaian, kegiatan Sedekah Laut dimulai sejak Sabtu (27/7/2024) petang, yakni dengan acara yasin dan tahlilan.
Kemudian malam harinya acara menyembelih wedhus kendhit (kambing yang belang melingkari perutnya). Dilanjutkan Minggu pagi acara puncak Sedekah Laut dengan melarung berbagai uba rampe ke tengah laut.
Kepala Desa Kertojayan, Tri Rapi Pangestuti Ā mengtakan, Sedekah Laut ini, sebagai wujud rasa syukur para nelayan atas ikan yang ditangkap selama satu tahun.
“Sedekah Laut ini sebagai bentuk rasa syukur sekaligus memohon agar diberi rejeki berupa tangkapan ikan yang banyak. Sedekah laut dilaksanakan setiap minggu terakhir di Bulan Sura (tahun Jawa). Mengapa harus minggu terakhir, ya karena sejak pertama kali diadakan tahun 2009, selalu minggu terakhir Bulan Sura,” Kata Tri Rapi, disela-sela kegiatan dilaut. Minggu (28/7/2024)
Uba rampe yang dilarung antara lain adalah kepala kambing kendhit, kaki serta jeroan yang telah dijahit kembali, kaki kambing, ingkung, bebek goreng dan lain-lainnya. Tak lupa disertakan hasil bumi berupa buah-buahan dari bawah tanah (bengkoang dan lainnya) serta buah dari atas tanah (pohonnya tinggi).
Sedekah Laut Kertojayan tahun ini pun sempat diwarnai oleh insiden perahu terbalik akibat gelombang tinggi yang saat ini terjadi di wilayah laut selatan. Seorang nelayan yang belum diketahui identitasnya juga sempat mendapatkan perawatan medis karena kelelahan sehingga diduga sempat meminum banyak air laut.
Namun insiden tersebut tak mempengaruhi kemeriahan dan kesakralan Sedekah Laut Kertojayan. Kepada wartawan, Kades Rapi Pangestuti pun mengakui adanya kendala dalam Sedekah Laut tahun ini..
“Memang ada kendala, karena BMKG menyatakan gelombang tinggi (laut selatan) sehingga nelayan cukup kesulitan (untuk ke tengah laut). Selain gelombang tinggi, akses jalan juga secara lalulintas masih sempit. Harapannya agar Pemda melebarkan akses jalan,” ungkap Rapi.
Sedekah Laut Kertojayan memadukan antara wisata, budaya, kepercayaan dan religi. Kambing Kendhit dipilih karena keistimewaannya, karena kelahirannya 1:dibanding 100.
“Meskipun susah mendpat kambing kendhit, kami sudah punya langganan. Harga per ekor antara Rp6 juta hingga Rp7 juta. Syarat kambing kendhit untuk larung adalah harus jantan dan giginya sudah po’el (lepas),” ungkap Rapi.
Sementara itu, Camat Grabag, Eko Setyo Husodo mengungkapkan bahwa, pihaknya telah berkoordimasi dengan Kades Kertojayan, Polsek dan Kiramil sudah berembug rencana pelebaran jalan.
“Lebar jalan saat ini dari Jalan Daendels Desa Ukirsari hingga lokasi TPI Kertojayan hanya 4,5 meter. Rencana kamu minta dilebarkan menjadi 10 meter. Masih menunggu master plan terkait penataan kare di sini ada sekor pertanian dan perikanan. Akan dibuatkan masterplan penataan omeh Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (DLHP) Kabupaten Purworejo,” kata Eko.
Dari pantauan di lapangan, kegiatan ini belasan ribu orang memadati lokasi Pantai Genjik untuk menyaksikan Sedekah Laut.***
Pewarta : JUNSRI