Limbah Lumpur Proyek Normalisasi Sungai BBWS Brantas Kembali Dikeluhkan Warga Jombang

Jalan paving fasilitas Perumahan Griya Cemara Asri II Dusun Temulawak, Desa Kebontemu, yang dipenuhi ceceran tanah lumpur limbah bekas proyek normalisasi sungai Ngotok Ring Kanal milik BBWS Brantas. Jumat (18/11/2022)

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Proyek normalisasi sungai Ngotok Ring Kanal milik Balai besar wilayah sungai Brantas (BBWS Brantas) kembali dikeluhkan warga Jombang. Kali ini giliran warga di wilayah Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang yang mengeluhkan ceceran material hasil pengerukan sungai.

Pasalnya ceceran material tanah lumpur hasil pengerukan sungai, yang akan dibuang dan diangkut mobil truk dari lokasi proyek normalisasi sungai Ngotok ke lahan milik warga bernama Imam berlokasi di Dusun Temulawak, Desa Kebontemu tepatnya di depan Perumahan Griya Cemara Asri II (Perum GCA II), membuat sejumlah ruas jalan menjadi becek dan licin lantaran dipenuhi ceceran material.

Sejumlah ruas jalan menjadi becek dan licin lantaran dipenuhi ceceran material. Salah satunya di jalan Desa Tanjung Gunung, Desa Sumberagung, Desa Morosunggingan dan Desa Kebontemu Kecamatan Peterongan.

Tak hanya itu, bahkan warga Perum GCA II, Dusun Temulawak Desa Kebontemu dan warga sekitar yang merasa resah dan dirugikan, membuat mereka marah dan terpaksa memberhentikan secara paksa pembuangan tanah lumpur yang dijadikan Imam, untuk menguruk lahan sawah miliknya (sawah milik Imam).

Gapura jalan masuk ke Perumahan Griya Cemara Asri II yang ditutup warga, agar truk pengangkut tanah lumpur tak bisa masuk kelokasi lahan yang diurug. Jumat (18/11/2022)

Mahmud warga Perum GCA II mengatakan kami warga perumahan dan warga sekitar terpaksa memberhentikan secara paksa pengurukan lahan sawah milik Imam, yang berada didepan Perum GCA II.

“Terpaksa dihentikan paksa warga, karena truk pengangkut tanah lumpur ke lahan milik Imam, melewati jalan perumahan, membuat jalan Perum GCA II menjadi rusak dan bergelombang, membuat jalan becek dan licin karena dipenuhi ceceran tanah lumpur.” Ujarnya. Jumat (18/11/2022).

Menurut Mahmud, pengurugan lahan tersebut juga membuat saluran air ditepi jalan dipenuhi material tanah, dan selokan rusak akibat dilewati truk dan alat berat, bahkan kemarin dua tiang listrik roboh dan kabel-kabelnya juga terputus. Yang sangat kami sayangkan pengurukan ini tanpa permisi atau rembukan dengan warga sekitar dan RT setempat.

“Sebenarnya, aktifitas pengurukan lahan ini bukan hanya merugikan warga Perum GCA II. Tapi warga sekitar perumahan juga dirugikan, termasuk penguna jalan di beberapa desa yang dilewati truk pengangkut tanah lumpur ini. Oleh karena itu, hari ini warga Perum GCA II melakukan pemberhentian paksa pengurugan tersebut. Dan hari ini jalan Perum GCA II kami tutup, dan aktifitas pengurugan hari ini sudah berhenti.” Kata Mahmud sebagai perwakilan warga setempat.

Mahmud menambahkan, akibatnya jalannya yang dilewati truk pengangkut tanah lumpur, sekarang membuat jalan jadi becek, sehingga meresahkan dan membahayakan pengguna jalan.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Tanah yang berceceran di jalan merupakan material hasil normalisasi sungai Ngotok ring kanal proyek milik BBWS Brantas. Tanah lumpur itu dari sungai dibawa truk buat nguruk di lahan milik Imam, banyak yang jatuh ke jalan.” Ujarnya.

Karena banyak tercecer, jalanan menjadi licin sehingga membahayakan pengguna jalan.

”Pas sore hari setelah hujan kemarin, ada warga yang mengendarai motor yang terpeleset pas lewat dijalan licin. Padahal tanah ini bukan untuk tanah urug, ini adalah tanah limbah bekas normalisasi, jadi tanahnya adalah lumpur bercampur sampah dll. Jadi kalau kena hujan tanah limbah ini jadi mblotrok (lembek).” Imbuh Mahmud.

Sementara itu, Ainul Yakhin Pengembang Perum GCA II, ia membenarkan adanya keluhan warga perumahan. Bahkan saya pun memprotes dengan adanya urugan ini dan warga pun mengeluh terkait material normalisasi sungai yang berceceran di jalan.

“Itu tanah dari kegiatan normalisasi sungai, soalnya ada proyek dari pusat, tanahnya diangkut truk lewat jalan itu, urugan perumahan berhamburan ke permukaan jalan, sehingga menjadikan jalan licin dan kotor.” Kata Ainul Yakhin.

Meskipun begitu saya berharap, pertama supaya jalan yang rusak kena doser (alat berat) itu nanti bagaimana perbaikanya. Termasuk yang becek juga butuh diperhatikan, listrik yang terkena doser juga putus dan drainase disekitar perumahan jebol. Itu juga bagaimana perbaikanya.

“Karena sejak awalnya tidak ada sosialisasi kepada warga terangnya, juga tidak ada pembicaraan dengan kami selaku pengembang Perum GCA II. Oleh karena itu wajar jika warga memberhentikan paksa pengurugan dilahan itu.” Ucap Ainul Yakhin.

Terkait hal ini, Robin selaku warga RT 14 juga mengaku bahwa pihaknya juga sudah menyampaikan keluhan yang mengganggu warga kepada pihak bersangkutan yakni pemilik lahan (Imam) yang sedang diurug.

”Sudah saya sampaikan kepada yang bersangkutan (Imam). Malah saya, mendapat jawaban dari dia (Imam). Kata dia (Imam) bahwa proyek normalisasi sungai Ngotok ring kanal adalah milik BBWS Brantas. Sedangkan lahan yang sedang diurug menggunakan tanah limbah bekas normalisasi sungai Ngotok, adalah proyek milik Kejaksaan dan Polda. Itu jawaban dia (Imam).” Terang Robin, kepada nusantaraposonline.com. Jumat (18/11/2022).

Sebagai informasi sebelumnya, Pengurukan lahan kosong milik Pemkab Jombang, tepatnya barat pasar Mojoagung menggunakan tanah lumpur bekas proyek normalisasi Sungai Ngotok Ring Kanal yang dilakukan BBWS Brantas, juga dikeluhkan pengguna jalan.

Bagaimana tidak, puluhan dump truk pengangkut tanah lumpur dari Kecamatan Sumobito ke Mojoagung yang berjarak sekitar 10 kilometer tanpa penutup terpal. Juga ban dump truck penuh lumpur menempel di jalan raya. Membuat jalan menjadi licin dan tidak sedikit pengendara yang jatuh akibat dari jalan yang licin.

“Beberapa hari kemarin saya terpeleset ya sempat jatuh, untung tidak ada mobil di belakang saya,” ujar Bambang (45), pengendara motor asal Kecamatan Mojoagung. Senin (14/11/2022) pagi.

Sudah ramai di Facebook, ini parah, itu komentar di Facebook malah warga menyuruh demo. Ujar Bambang.

Setelah masalah ini, banyak dikeluhkan warga dan menjadi sorotan pablik, selanjutnya pemkab Jombang memilih memberhentikan pengurukan lahan kosong sebelah pasar Mojoagung, yang menggunakan tanah lumpur limbah bekas proyek normalisasi sungai Ngotok Ring Kanal milik BBWS Brantas. (Why)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!