Limbah Pabrik Sosis Di Jombang Milik Kades Dan Adiknya Dikeluhkan Warganya

Nampak petani disawah menutup hidung dan mulut dengan baju, saat mendekati saluran irigasi yang tercemar limbah. Sabtu (22/5/2021)

Menelisik Limbah Pabrik Pengolahan Daging Ayam Desa Mojokrapak Bagian 1 (Satu)

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Limbah PT Phalosari Unggul Jaya (PUJ) dan CV Wahana Sejahtera, milik Kepala desa (Kades) Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jombang, H Warsubi, SH, MSi, sudah puluhan tahun dikeluhkan oleh warganya sendiri.

Pasalnya limbah pabrik yang berlokasi di Dusun Sugihwaras desa Mojokrapak, yang bergerak dibidang pembuatan sosis atau pengolahan daging ayam, diduga telah membuang limbah cair kesaluran irigasi yang ada didesa tersebut, yang mengakibatkan bau sangat busuk yang menyengat, gatal-gatal, bahkan diduga telah mencemari dan merusak tanaman padi milik warga.

Penampakan saluran irigasi didusun Sugihwaras, air irigasi berwarna hitam pekat, bercampur dengan kotoran ayam, dan mengeluarkan bau sangat busuk. Sabtu (22/5/2021)

Limbah pabrik milik sang Kades, sudah membuat warga sekitar merasa tidak nyaman, selama puluhan tahun.

Menurut HMS salah seorang petani, pemilik sawah, mengatakan PT Phalosari Unggul Jaya (PUJ) dan CV Wahana Sejahtera (CV WS), adalah milik Kades Warsubi dan adiknya  Agung Wicaksono. Pabrik ini bergerak dibidang pengolahan daging ayam. Limbah cair dari pabrik dibuang kesaluran irigasi, yang ada dibelakang pabrik. Yang menyebabkan air yang ada disaluran irigasi tidak bisa digunakan untuk mengaliri kebutuhan air disawah.

“Air yang ada disaluran irigasi, berwarna hitam pekat, karena tercemar limbah kotoran ayam, bekas darah ayam, dan bekas pemotongan ayam untuk bahan sosis. yang menyebabkan air disaluran irigasi ini mengeluarkan bau yang sangat busuk, gatal-gatal, bahkan mencemari sumur warga sekitar.” Kata HMS, dilokasi. Sabtu (22/5/2021).

Lebih lanjut HMS menjelaskan, saluran irigasi yang tercemar limbah pabrik Sosis, mulai dari belakang pabrik PT PUJ dan CV WS saluran irigasi dusun Sugihwaras  menuju ke dusun Gilang desa Mojokrapak.

Penampakan saluran irigasi didusun Sugihwaras, air irigasi berwarna hitam pekat, bercampur dengan kotoran ayam, dan mengeluarkan bau sangat busuk. Sabtu (22/5/2021)

“Pencemaran yang paling parah yaitu disaluran irigasi di Dusun Gilang, karena limbah pabrik mengalir dari pabrik di Dusun Sugihwaras menuju kedusun Gilang. Hal ini sangat merugikan warga, karena baunya sangat busuk menggangu lingkungan, saluran irigasi tidak lagi dapat digunakan petani untuk mengairi sawah. Bahkan mencemari sumur warga.” Ujar HMS.

HMS, menyebutkan, sejak ada pencemaran limbah ini, tanaman padi jadi rusak, hasil panen menurun. Dan bau menyengat terjadi dilahan sawah miliknya.

“Akibat limbah ini merusak tanaman, karena buah padi banyak yang tidak berisi (hampa) hasil panen menurun. Para pemilik sawah dan warga sekitar sangat dirugikan. Namun warga banyak yang tak berani protes karena tidak mengetahui jalurnya (cara mengadu atau protes). Apalagi Kades Mojokrapak, dan adiknya terkenal atau termasuk orang kaya di Kabupaten Jombang. Jadi warga takut lapor ke Pemerintah atau kepenegak hukum, karena orang kaya biasanya pasti menang. Makanya warga diam-diam, ketimbang kena masalah.”  Ujarnya.

Selain itu, menurut AR warga Dusun Gilang, ia mengatakan, air yang ada disaluran irigasi yang tercemar limbah pabrik sosis, tidak bisa digunakan lagi untuk mengairi lahan pertanian, untuk mengairi sawah dirinya terpaksa membuat sumur bor.

“Air nya hitam pekat, berbau busuk, dan membuat gatal-gatal dibadan, jadi tak bisa buat mengairi sawah. Hal ini sangat merugikan petani, disamping itu menimbulkan bau yang sangat busuk kelingkungan, karena aliran limbah juga melintas di kawasan permukiman warga.” Kata AR, Sabtu petang (22/5/2021).

Penampakan saluran irigasi didusun Sugihwaras, air irigasi berwarna hitam pekat, bercampur dengan kotoran ayam, dan mengeluarkan bau sangat busuk. Sabtu (22/5/2021)

AR mengaku, dirinya engan protes dan tidak berani melapor kepenegak hukum, karena tidak mengetahui jalurnya cara melapor. Memang selama ini pabrik bilang kewartawan mengaku memiliki izin lengkap, dan sudah mengelolah limbah dengan baik sesuai aturan, tidak mencemari lingkungan. Tapi kenyataan dilapangan itu bohong.

“Karena fakta dilapangan kami orang kecil menjerit karena limbah pabrik Sosis ini. Kalau Penegak hukum ingin bukti, atau Pemkab Jombang ingin bukti silakan dicek sendiri kelapangan nanti akan tahu kebenaranya. Ada pencemaran lingkungan atau tidak.” Ujar AR.

Sementara itu menurut hasil pantauan NusantaraPosOnline.Com dilapangan, pada Sabtu 22 Mei 2021, untuk membuktikan keluhan masyarakat tersebut, sekitar pukul 15.00 WIB mendatangi saluran irigasi yang ada dibelakang PT PUJ dan CV WS di Dusum Sugihwaras, hingga dusun Gilang. Hasilnya, sangat mengejutkan, yaitu saluran irigasi terlihat sangat menjijikan, dan berbau sangat busuk has kotoran ayam. Awak media yang mendatangi lokasi sampai muntah-muntah akibat bau busuk.

Meski sudah mengunakan masker bau busuk tetap menyengat, bahkan awak media tidak berani berlama-lama dilokasi, karena bau busuk, dan dikhawatirkan terkena penyakit akibat menghirup bau busuk limbah yang ada disaluran irigasi dusun Sugihwaras. (Rin/Why)

Bangunan TPT panjang 230 m, didusun Sugihwaras, dibangun dari Dana Desa 2018 Sebesar Rp 100.200.000. TPT di lokasi saluran irigasi yang tercemar limbah. Sabtu (22/5/2021)

Nampak petani Desa mengunakan sumur bor, untuk mengairi sawah, disebelahnya ada saluran irigasi yang airnya sudah tidak bisa dipakai untuk mengairi sawah. Sabtu (22/5/2021)
Penampakan saluran irigasi didusun Sugihwaras, air irigasi berwarna hitam pekat, bercampur dengan kotoran ayam, dan mengeluarkan bau sangat busuk. Sabtu (22/5/2021)

PT PUJ Pernah Bantah Pencemaran Irigasi

Sebagai informasi, pada awal bulan Mei 2021 kasus limbah PT PUJ  ini pernah diberitakan beberapa media. dan pada Senin, 10 Mei 2021 Direktur Operasional PT  PUJ membatan tudingan terkait pencemaran saluran irigasi tesebut.

Direktur Operasional PT PUJ, Octa Della, membantah pencemaran itu berasal dari pabriknya. Sebab, selama ini pabrik pengolahan daging ayam ini melakukan pengolahan limbah cair secara profesional.

Selain kelengkapan dokumen pengolahan limbah, juga dibuktikan adanya tempat pengolahan limbah yang terdiri dari beberapa bagian. Di bagian belakang pabrik tersebut, terdapat kolam-kolam yang digunakan untuk pengolahan limbah tersebut.

Air dari bagian produksi dialirkan ke kolam-kolam itu. Dilakukan pemisahan molekul-molekulnya hingga steril.

“Sehingga air yang sudah diolah tersebut bisa digunakan untuk irigasi pertanian warga setempat. Kita sudah memiliki izin IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dari Dinas Lingkungan Hidup,” katanya, Senin (10/5/2021).

Della pun menyebut, air limbah yang keluar dari pengolahan limbah cair itu sudah steril. Bahkan juga dibutuhkan oleh para petani di sekitar pabrik setempat.

Sedangkan beberapa dokumen yang dimiliki pabrik yang bergerak di bidang perunggasan itu di antaranya, dokumen UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup- Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

Kata Della, setiap bulan Dinas Lingkungan Hidup melakukan pengecekan secara rutin ke pabrik itu. “Nah, pabrik kami sudah memilikinya. Karena setiap usaha wajib memiliki dokumen ini,” tandasnya.

Selain sudah menggunakan pengolahan limbah yang moderen, PT. Phalosari Unggul Jaya juga menggunakan mesin semi otomatis dalam produksinya, guna mendapatkan hasil lebih efektif dan efisien. Ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!