Lsm Arak : Kepala DPPUPPB Kota Malang, Tunduk Dibawah Ketiak Ediwiyono

HUJAN : Suasanah hujan deras di JL Kalomosodo, pada pertengahan Oktober 2016 lalu, namun PT PKJ tetap mengelar aspal. Nampak pada gambar juga terlihat air hujan yang mengenangi JL Kalomosodo.

MALANG (NusantaraPosOnline.com) – Lsm Aliansi rakyat anti koropsi (Arak) Jawa timur, Menuding Jarot edi sulistiyono, kepala Dinas pekerjaan umum perumahan dan pengawas bangunan (DPUPPB) Pemkot Malang, tuduk dibawah ketiak Eddy Wahyono, direktur  PT Panca Kartika Jaya (PT PKJ)  yang berkantor di Jl. Sulfat Indah II/37 – Malang (Kota) – Jawa Timur.

Pasalnya Jarot edi sulistiyono, hanya mampu tutup mata, membiarkan begitu saja Proyek peningkatan JL Kalomosodo, kota Malang, yang didanai dari APBN tahun 2016 senilai Rp 5.095.000.000 yang dikerjakan secara asal-asalan oleh PT. PKJ.

HANCUR : Nampak salah satu lobang pada bagian JL Kalomosodo. Padahal pada pertengahan Nopember 2016 baru selesai bangun. Pada awal Desember 2016 aspal jalan sudah rusak terkelupas dan berlubang.

Koordinator, Lsm Arak, Safri nawawi, mengatakan proyek peningkatan Jl Kalomosodo, jelas-jelas dikerjakan asal-asalan oleh PT PKJ, tapi Jarot, selaku kepala dinas DPUPPB, dan sekaligus kuasa penguna angaran (KPA) tidak mampu berbuat apa-apa membiarkan jalan Rp 5,095 milyar, tersebut dikerjakan asa-asalan oleh PT PKJ.

“Pada akhir Nopember 2016 lalu, kami sudah melaporkan secara tertulis kepada Jarot, bahawa peningkatan  jalan PT PKJ, dikerjakan asal-asalan.  Tapi Jarot, tidak mengambil tindakan apa-apa. Malah justru sebaliknya Jarot edi sulistiyono, justru dibawah ketiak  direktur PT PJK. Buktinya Jarot, selaku KPA tidak berani menindak tegas PT PKJ. Kami sangat menyangkan hal ini.” Kata Safri. Saptu (25/3/2017)

Sebagaimana diberitan NusantaraPosOnline.Com, beberapa waktu lalu, proyek peningkatan Jl Kalimosodo, panjangnya sekitar 1600 M, yang dikerjakan oleh PT PKJ, mulai dikerjakan sekitar pertengahan  Oktober 2016. Pertengahan Nopember 2016 selesai dikerjakan. Pada awal Desember 2016  aspal jalan sudah rusak terkelupas dan berlubang.

Pengerjaan proyek tersebut, dikerjakan asal-asalan oleh PT PKJ. Misalnya  pekerjaan galian tanah pada kanan kiri jalan, kedalaman galian hanya kisaran  20 Cm, lebar rata-rata 50 Cm. Padahal anggaran proyek tersebut mencapai Rp 5,095 milyar. Lalu dikemanakan anggaran sebesar itu kalau galian tanah hanya sedalam 20 Cm lebar rata-rata 50 Cm.

Setelah pekerjaan galian selesai seharusnya dilakukan pemadatan dengan alat pemadat, namun oleh PT PKJ tidak dilakukan pemadatan. Pada pekerjaan beton cor / ready mix, seharusnya sebelum beton cor digelar, harus dipasang plastik yang bersetandar  SNI. Namu kenyatanya pengecoran Jl Kalomosodo, yang panjangnya sekitar 1600 meter, tersebut tidak ada yang dilapisi dengan pelastik. Bukan hanya itu hamparan beton cor juga tidak dipasang Bekisting.

Yang lebih parah lagi  beton cor / ready mix mengunakan beton cor berkualitas rendah. Diperkirakan beton cor adalah dibawah mutu K 175. Hal ini terbukti. Beton cor, yang sudah kering gampang remuk (mudah pretel). Jadi ini pengerjaan yang asal-asalan.

Peralatan yang digunakan PT PKJ, juga tidak memenuhi sarat, misalnya untuk pemasangan (penyemprot) lapisan plingkut (perekat aspal), seharusnya mengunakan mesin  Ashpalt Sprayer,  tapi kenyataanya dilapangan tidak mengunakan mesin Ashpalt Sprayer. Dan diduga kuat lapisan perekat aspal, tidak mengunakan plingkut, tapi mengunakan solar.

Proyek peningkatan JL Kalomosodo, pekerjan baru terdiri dari 2 lapis (dua kali gelaran aspal), lapisan pertama disinyalir mengunakan aspal ATB dengan ketebalan sekitar 4 Cm. dan lapisan kedua mengunkan aspal AC dengan ketebalan sekitar 3 Cm. Padahal edialnya ketebalan minimum masing-masing lapisan ATB adalah 5 Cm, dan lapisan ketebalan AC 4 Cm.

Kalau dihitung ketebalan gelaran aspal ATB dan AC ketebalan semuanya hanya kisaran 7 Cm (ATB 4 Cm + AC 3 Cm = 7 Cm). Kalau dikalikan dengan panjang JL Kilimosodo sepanjang 1600 meter, lebar sekitar 5 meter, dan tebal 7 Cm. pekerjaan pengaspalan paling hanya menghabiskan anggaran Rp 1,5 milyar. Jadi  proyek ini kami bisa dipastikan telah terjadi praktek Korupsi.

Dari teknis pengerjaan pengaspalanpun telah terjadi penyimpangan,  karena saat aspal digelar dilakukan saat hujan deras. Padahal saat aspal digelar, kondisi cuaca harus kering, dan lokasi yang akan digelar aspalpun harus kering.

Aspal yang digelar (yang digunakan) PT PKJ, diduga kuat sudah tidak memenuhi sayarat. Karena saat aspal didatangkan kelokasi proyek, kondisi aspal sudah banyak yang menggumpal (mengeras) berbentuk bongkahan batu-batu besar, hal itu disebabkan karena suhu aspal sudah mendingin. Seharusnya pengendalian suhu campuran aspal hotmix yang digelar harus dipantau dan penggilasan dimulai ketika suhu campuran tersebut turun dibawah 110º C dan harus diselesaikan sebelum suhu turun di bawah 65º C.

Dari hasi pekerjan PT PKJ, proyek peningkatan JL Kalomosodo, sepanjang 1600 meter, belum sebulan aspal sudah terkelupas dan berlubang. Kepala DPUPPB Pemkot Malang, Jarot edi sulistiyono, tidak berbuat apa-apa.

Terkait hal tersebut, direktur, PT PKJ, Eddy Wahyono, saat dimintai konfermasi kantornya, ia tidak memberikan tangapan terkait proyek tersebut. “Mungkin wartawanya ingin kenala dengan PT PKJ.” Ujar Ediy.

Lebih lanjut Ediy, juga menceritakan ia banyak kenalan pejabat dan penegak hukum, baik di Malang, di kejaksaan negeri Malang, Polres, Polda Jatim, dan Kejaksaan tinggi Jatim. Bahkan Ediy mengaku banyat teman berpangkat Jendral.

Sebagai informasi sejak Januari 2017, DPUPPB Pemkot Malang, berubah nama menjadi Dinas Pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR), dan Jarot edi sulistiyono, pindan menduduki jabatan penting yaitu, menduduki jabatan Kepala Dinas Perijinan, Pemkot Malang. Bersambung. (rin/hn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!