Proyek Drainase Dana Desa, Dikeluhkan Warga Desa Sambongdukuh

Nampak bangunan drainase yang diatasnya dipasang tangul, berlokasi di tepi jalan Dusun Sambongdukuh, Desa Sambongdukuh. Selasa (1/5/2015)

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Proyek pembangunan saluran air drainase di tepi jalan Dusun Sambongdukuh, Desa Sambongdukuh, Kecamatan / Kabupaten Jombang, dikeluhkan warga. Pasalnya saluran air atau drainase dikerjakan asal-asalan oleh pemerintah setempat.

Drainase tersebut dibangun dengan Dana Desa (DD) tahun 2017, sebesar kisaran Rp 150 juta.

Menurut Safii, warga setempat, ia mengatakan, waktu membangun tidak ada rembug dengan warga sekitar lokasi drainase, tiba-tiba dibangun. Pengerjaan drainase  dibuat asal jadi. Seharusnya kedalaman drainase minimal 1,50 meter, termasuk pondasi. Tapi kenyataan dilapangan kedalaman drainase cuma kisaran 40 Cm.  Karena kurang dalam menyebabkan Drainase, tidak kuat menampung dan mengalirkan air hujan ke sungai.

Nampak bangunan drainase yang diatasnya dipasang tangul, berlokasi di tepi jalan Dusun Sambongdukuh, Desa Sambongdukuh. Selasa (1/5/2015)

“Karena kedalamanya kurang, waktu itu bangunan drainase tersebut sempat dipermasalahkan oleh Dinas PU Cipta karya. Tapi oleh Pemerintah desa  Sambongdukuh malah diatas drainase dipasang tanggul setinggi kisaran 40 Cm, agar drainase terlihat seolah-olah dalam.” Terang Safii.

Adanya pemasangan tanggul drainase tersebut membuat air hujan tidak bisa masuk ke drainase, sehingga terjadi banjir dimana-mana. Saat hujan air masuk kedalam rumah warga. Jadi bangunan drainase Dana desa, tersebut tidak membawa manfaat sama sekali. Justru dikeluhkan oleh warga. Warga kebingungan karena dibangun drainase malah mengakibatkan banjir, dan genangan air yang memicu sumber penyakit.

“Bangunan drainase tersebut sudah ada yang dihancurkan (dibongkar) warga, karena menyebabkan banjir. Bukan hanya pembangunan yang dikerjakan asal jadi. Tapi kualitas bangunanpun juga tidak layak. Tanggul dan drainase sudah pada pecah, pretel, dan rontok. Jadi bangunan Dana desa tersebut, tidak membawa manfaat apa-apa, justru kami resah karena kebanjiran.”  Imbuh Safi’i.

Safi’i menerangkan, desa Sambongdukuh ini hampir 4 tahun dijabat oleh Pejabat sementara (PJS) karena Kades yang lama baru menjabat sekitar 6 bulan, terus meninggal dunia. Sampai sekarang dijabat PJS. Orang yang menguasai desa Sambong, ini adalah orang-orang yang dekat dengan Bupati Nyono suharli wihandoko.

“Bupati Nyono nya baik, tapi oleh orang-orang yang mengaku dekat dengan Bupati Nyono, malah memanfaatkan untuk ngibuli warga untuk mencari keuntungan pribadi.” Ucap Safi’i.

Terkait hal tersebut PJS Kepala desa Sambongdukuh, H Dodik nur syahadah, SH, SIP beberapa kali dimintai konfermasi dikantornya, namun selalu tidak ada ditempat.

“PJS Kades Dodik nur syahadah, jarang ngator, karena merangkap Jabatan Sebagai Sekertaris Desa, di Kecamatan Lain.” Kata Salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namnya. (rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!