JOMBANG (NusantaraPosOnline.Com)-Proyek Pekerjaan pembangunan jalan rigid beton, yang berlokasi di Dusun Patran, Desa Mangunan, Kabupaten Jombang, Jawa timur, tahun 2016, pada Dinas PU Cipta karya, Provinsi Jawa timur, yang dikerjakan CV Bina adil sejahtera (CV BAS), dengan nilai kontrak Rp 953.165.400, Amburadul, Barus sebulan selesai dikerjakan jalan sudah pecah-pecah, karena jalan dikerjakan secara akal-akalan.
Jalan beton rigid sepanjang + 340 meter x 3 meter x 15 Cm, tersebut selesai dikerjakan pada akhir tahun 2016 lalu. Dibiayai dari program Pembangunan Infrastruktur Pisew, yang bersumber dari APBN 2016.
Dari pantauan nusantaraposonline.com, dilapangan, kuat dugaan proyek tersebut dikerjakan secara akal-akalan oleh CV BAS, hasil pekerjaan jauh dari standar dan spesifikasi yang telah ditentukan, misalnya, pembentukan timbunan bahu jalan, perkerasannya hanya menggunakan tanah di sekitar saja. Hanya sedikit mendatangkan tanah dari luar lokasi proyek.
Kualitas beton rigid yang digunakan diduga kuat, tidak sesuai dengan spsifikasi teknis (Spektek) hal tersebut terlihat dari hasil pekerjaan, yang berkualitas buruk, baru satu bulan jalan beton rigid, sudah pecah-pecah dan patah.
Pekerjaan beton rigid, ini juga tidak lazim, ketebalannya hanya 15 Cm, padahal umumnya jalan beton rigid, ketebalan 20 Cm bahkan sampai 25 Cm. Bukan hanya itu konstruksi jalan beton Rigid, yang dibiayai dari APBN sebesar Rp 953.165.400, tidak mengunakan konstruksi beton Rigid bertulang.
Pada pekerjaan tembok penahan jalan (TPJ), kedalaman pondasi hanya kisaran 15 Cm, padahal edialnya kedalaman pondasi minimal 30 Cm. Pada pekerjaan pasangan batu TPJ, yang terdapat pada sebelah kanan dan kiri jalan, dikerjakan asal-asalan, mortar (luluh) yang digunakan untuk pengikat pasangan batu seharusnya Mortar tipe N (1PC : 4 PP), tapi kenyataan dilapangan mengunakan mortar 1 PC : 8 PP. Yang lebih parah lagi adalah pasangan batu tersebut hanya bagian luarnya saja yang diberi Mortar pengikat. Sedangkan bagian dalam hanya berupa pasangan batu kosong tanpa pengikat Mortar.
“Tanah yang didatangkan hanya sedikit sekali, itu hanya untuk pantes-pantesan saja. Dan pekerjaan timbunan pun tidak dikerjakan dengan baik, pada kanan kiri jalan masih terlihat kurang timbunan tanah.” Kata Hernawan, warga desa Mangunan.
Hernawan juga menambahkan, kualitas beton rigid, yang digunakan berkualitas rendah diduga kuat mengunakan beton mutu K170, konstruksi jalan juga tidak ada besi tulang atau wermes. Ketebalan jalan juga hanya 15 Cm, inikan jalan yang tidak layak. “Baru satu bulan sudah pecah-pecah, dan patah. Padahal baru dilewati sepeda motor sudah rusak. Sedangkan kalau musim panen, biasanya kendaraan roda 4 yaitu mobil truk mengangkut hasil pertanian, yang akan melintasi (melewati) jalan tersebut. Baru dilewati sepeda motor sudah rusak, apalagi dilewati truk bermuatan. Ini pembangunan yang akal-akalan.” Kata Hernawan.
Saya menduga ketebalan jalan tersebut dicuri oleh CV BAS, karena ada keanehan, pada bagian bangunan jalan yang dekat pemukiman penduduk, sepanjang sekitar 10 meter, ketebalan 20 CM, sedangkan sepanjang sekitar 330 meter, yang menuju kelahan pertanian ketebalanya hanya 15 Cm. “Kan aneh tebalnya tidak sama, dan dimana-mana, pembuatan jalan beton rigid, umumnya ketebalan minimal 20 Cm. Artinya proyek jalan yang dikerjakan CV BAS, boleh dikatakan proyek yang tidak layak.” Ungkap Hernawan.(rin)