JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Pelaksanaan proyek pemeliharaan Early Warning System pada 4 (empat) titik perlintasan sebidang jalur rel Kereta api (KA) yang berada di Kabupaten Jombang Jawa Timur, diduga terjadi penyimpangan.
Pasalnya berdasarkan temuan Lsm Aliansi rakyat anti korupsi (Lsm Arak) Jawa timur, pada pelaksanaan proyek ditemukan ada item pekerjaan yang diduga tidak sesuai dengan gambar bestek perencanaan.
Koordinator Lsm Arak Jawa timur Safri nawawi mengatakan, dugaan penyimpangan ini diketahui setelah tim kami, melakukan pengecekan dilapangan terhadap fisik pekerjaan yang sudah terlaksana.
“Tim kami menemukan sejumlah penyimpangan, misalnya pekerjaan tiang besi diduga untuk plat strip yang difabrikasi tidak sesuai gambar yang direncana memakai besi plat tebal 10 mm.” Terangnya. Sabtu (10/12/2022).
Selain perihal tersebut, diketahui juga pada item pekerjaan angkur besi, didalam gambar bestek perencanaan disebutkan memakai diameter 22 mm, tetapi fakta dilapangan diduga tidak sesuai ukuran gambar. Sambung Safri.

Menurut Safri, tidak hanya itu, berdasarkan hasil investigasi dan informasi yang didapatkan tim kami dilapangan. Pada pekerjaan umpak beton yang ada disamping rel kereta api perlintasan sebidang di desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto, kedalamnya tidak mencapai satu meter.
“Pada pekerjaan umpak beton perlintasan sebidang di Desa Sumbermulyo, kedalamannya diduga tidak sampai satu meter, dan langsung dicor oleh pelaksana pekerja.” Beber Safri.
Safri menambahkan, proyek pemeliharaan Early Warning System di jalur rel kereta api yang ada di kabupaten Jombang ini, sebanyak 4 (empat) titik / lokasi perlintasan sebidang, diantaranya di JPL 56 desa Curahmalang Kecamatan Sumobito, dan JPL 64 desa Plosokerep Kecamatan Sumobito.
Selanjutnya JPL 69 Desa Sumbermulyo kecamatan Jogoroto, dan JPL 76 Desa Jatipelem Kecamatan Diwek. Proyek ini adalah milik Bidang Perkeretaapian dan jaringan transportasi, Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Jatim.
“Proyek Early Warning System milik Dishub Jatim yang ada di Jombang, bukan hanya kali ini bermasalah, tahun-tahun sebelumnya juga serat masalah. Nah kalau hal ini kita biarkan, tidak menutup kemungkinan proyek ini akan jadi proyek abadi dan jadi ATM (Anjungan Tunai Mandiri) penghasil uang oknum-oknum Dishub Jatim dan rekanannya. Oleh karena itu kali ini, harus kami sikapi, minimal nantinya kalau terbukti menyimpang, kita minta dibongkar dan meminta pekerjaan dikerjakan sesuai gambar bestek perencanaan.” Ungkap Safri.

Sementara itu, menurut WR salah seorang warga Desa Sumbermulyo menyebutkan, bahwa pekerjaan umpak beton yang ada disamping rel kereta api desa sumbermulyo kedalamannya tidak sampai satu meter.
“Setahu saya pekerjaan umpak beton kedalamannya tidak sampai satu meter. Namun peruntukan umpak beton tersebut saya tidak tahu fungsinya buat apa. Tetapi saat proses pengerjaan yang saya tahu kedalamannya pekerjaan itu tidak lebih dari satu meter.” Terang WR, kepada nusantaraposonline.com. Sabtu (10/12/2022).
Terkait hal ini, beberapa pekerja dilapangan yang berhasil dimintai konfirmasi, mereka menyarankan agar langsung meminta konfirmasi ke pihak Dishub Jatim, selaku pemilik pekerjaan.
“Kami ini sebagai pekerja dari perusahaan yang menyuplai barang, bukan kontraktor /pemborong. Perusahaan tempat kami kerja hanya menjual barang dan melakukan pemasangan, sesuai yang dipesan pemborong. Jadi untuk lebih jelasnya, coba ditanyakan saja kepihak Dishub Jatim, karena kami tak begitu pahan mengenai proyek ini.” Kata salah seorang pekerja yang tidak bersedia menyebutkan namanya. (Rin/Hhy/Hrs)