Peristiwa

Ricuh Dengan Warga, Puluhan Preman Diamankan Polres Mojokerto

×

Ricuh Dengan Warga, Puluhan Preman Diamankan Polres Mojokerto

Sebarkan artikel ini
RICUH : Polisi amankan puluhan preman usai ricuh dengan warga Puri. Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Selasa (4/4/2017).

MOJOKERTO (NusantaraPosOnline.Com) – Situasi Desa Medali, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto kembali memanas. Kali ini puluhan preman terlibat kericuhan dengan warga Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Selasa (4/4/2017).

Sedikitnya 67 orang diduga preman suruhan pabrik karet PT Bumi Nusa Makmur (BNM) itu diamankan warga. Sebagian di antaranya sempat dipukuli warga karena bersikap arogan.

Kericuhan tersebut, berawal dari kedatangan dua truk yang mengangkut puluhan preman menuju ke PT BNM di Desa Medali, Kecamatan Puri. Namun, sampai di Desa Sumolawang yang berjarak sekitar 200 meter sebelum pabrik masuk pabrik (PT BNM), rombongan itu hentikan oleh warga. Sudah sejak 7 Maret 2017, warga Desa Medali dan sekitarnya melakukan sweeping truk yang hendak masuk menuju ke pabrik karet untuk menghentikan suplai bahan baku.

RICUH : Puluhan preman yang terlibat kericuhan dengan warga Desa Medali, yang diamankan oloh Polisi. Rata-rata para preman tersebut bertato. Selasa (4/4/2017)

Saat menghentikan dua truk tersebut, ratusan warga tersulut emosi, saat salah seorang koordinator preman memaksa melewati barikade warga. Padahal warga memaksa rombongan preman itu untuk kembali. Dari dua truk preman, hanya satu yang memilih meninggalkan lokasi. Sementara satu truk lainnya yang berisi puluhan preman nekat menerobos memaksa masuk dan berhadapan dengan ratusan warga.

Karena tak mengindahkan larangan warga, warga pun mengepung truk yang mengakut preman tersebut. Puluhan preman yang ketakutan karena dikepung ratusan warga, memilih duduk di dalam bak truk. Sampai di depan kantor Desa Medali, warga terus berupaya menyerang para preman. Bahkan seorang warga Sumolawang yang berupaya meredam emosi massa, justru mengalami luka di kepala akibat lemparan batu.

Beruntung polisi tiba di lokasi meredam amarah warga sehingga puluhan preman tak diamuk massa. Sementara 3 orang yang diduga koordinator preman diamankan warga di kantor Desa Medali.

RICUH : Puluhan preman terlibat kericuhan dengan warga diamankan

“Mereka (para preman) mau melawan warga ketika ditanya tujuannya apa, bahkan ada yang membawa sajam. Kelompok preman tersebut, sempat bentrok dengan warga karena saat ditanya warga, malah mereka melawan,” kata Kepala Desa Medali, Miftahuddin kepada wartawan.

Untuk menghindari amuk warga, polisi membawa truk yang mengangkut 61 preman itu ke Polres Mojokerto. Evakuasi preman juga dikawal puluhan warga dengan berkonvoi mengendarai sepeda motor menuju kantor Polres Mojokerto, JL Gajah Mada, Mojosari.

Namun, kericuhan tersebut tidak berhenti di situ. Warga melakukan pencarian preman lainnya yang diduga menyusup di antara kerumunan warga. Hasilnya, 3 preman yang kedapatan menyusup sempat dipukuli warga. Dibantu polisi, ketiga pria itu diamankan ke dalam kantor Desa Medali. Dengan begitu, terdapat 6 preman yang masih tertahan di balai desa.

“Ada indikasi berdasarkan informasi masyarakat yang mendengar langsung bahwa pihak pabrik karet berkata ayo dikerahkan saja, sesama manusianya. Itu mau apa saya tidak tahu, ternyata kok ada kejadian seperti ini. Kayaknya (para preman) sengaja dibentrokkan dengan warga,” terangnya.

Kericuhan kembali terjadi saat polisi berusaha mengevakuasi seorang pria yang diduga koordinator preman dari kantor Desa Medali. Bogem mentah warga menghujani pria bertubuh tambun tersebut. Kondisi itu sempat membuat petugas kewalahan. Bahkan, seorang polisi sempat diserang warga karena terjadi kesalahpahaman. Namun, oknum preman berkaus hijau itu berhasil dibawa ke Polres Mojokerto dengan mobil petugas.

Hingga pukul 17.00 Wib, situasi di kantor Desa Medali masih dikerumuni ratusan warga. Namun, amarah warga mulai mereda. Terbukti proses evakuasi lima preman lainnya berjalan aman.

Miftahuddin menjelaskan, penjagaan dan sweeping yang dilakukan warga Desa Medali dan sekitarnya sudah sesuai kesepakatan semua pihak. PT BNM dilarang melakukan produksi selama gugatan terhadap SK Bupati tentang penutupan pabrik karet dalam proses persidangan di PTUN Surabaya.

“Sesuai kesepakatan bersama, bahan baku karet tak boleh masuk kalau tak boleh produksi. Namun, warga tidak melarang karyawan (PT BNM) bekerja,” cetusnya.
Sementara sampai di kantor Polres Mojokerto, 61 preman diserahkan warga ke polisi. Oleh petugas, pria yang mayoritas mempunyai tato di tubuhnya itu digeledah dan diminta melepas kaus. Dengan berjalan jongkok, mereka disuruh berbaris di depan Sat Reskrim. Polisi kemudian melakukan pemeriksaan terhadap para preman tersebut.

“Mereka ini ada yang dari Jetis dan beberapa daerah di utara sungai (Brantas). Bukan warga Medali,” kata Kapolse Puri, AKP Airlangga Pharmady.

Disinggung pihak di balik pengerahan puluhan preman, Airlangga masih enggan memberi penjelasan. “Sekarang masih kami selidiki, kami data kami mintai keterangan, kita tunggu hasilnya,” tegasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Humas PT BNM Jesicha Yeni Susanti menampik keterlibatan pabrik karet dalam pengerahan puluhan preman. Menurut dia, pabrik karet sudah berhenti beroperasi. Di dalam pabrik hanya ada satpam yang menjaga aset perusahaan.

“Tidak ada perintah pabrik mengerahkan preman,” tandasnya. (Yan/Bm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!