HNSI : Harga Solar Rp 17 Ribu, 60 % Kapal Nelayan Jateng Berhenti Melaut

Ilustrasi kapal nelayan Jateng

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah, Riswanto menytakan Ribuan kapal nelayan di Jawa Tengah terpaksa berhenti melaut karena melambungnya harga solar untuk nelayan. Akibatnya puluhan ribuan anak buah kapal turut terdampak.

Ketua HNSI Jateng Riswanto mengatakan, sebanyak 60 persen kapal nelayan di Jawa Tengah memutuskan untuk tidak berangkat melaut karena mahalnya harga solar.

“Total jumlah kapal penangkap ikan di Pantura sekitar 3.000 kapal, dari jumlah tersebut sekitar 60 persen atau sekitar 1.800 kapal tidak berangkat melaut. Penyebabnya karena harga solar sejak 4 bulan belakangan ini terus naik. Empat bulan yang lalu harga solar masih dikisaran Rp 8 ribu per liter. Sekarang solah sampai tembus diharga Rp 17 ribu per-liter. Hal ini membuat nelayan pantura kelimpungan.” kata Riswanto, Kamis (23/6/2022).

Dia menjelaskan, dengan harga solar Rp17.000 per liter, biaya untuk melaut selama dua bulan membengkak hingga mencapai Rp1 miliar, padahal biasanya hanya berkisar Rp700 juta. Biaya tersebut cuman untuk membeli solar saja, belum termasuk biaya beli perbekalan kebutuhan makan selama dua bulan.

“Jadi dengan mahalnya harga solar ini, biaya bekal untuk melaut juga membengkak banya. Kalau harga ikan tidak mengikuti, nelayan pasti merugi. Oleh karena itulah kita memilih tidak melaut, sambil menunggu harga solar turun. Memang masih ada kapal yang tetap melaut, namun rata-rata mereka merugi nambah utang, soalnya rata-rata ada tanggungan bank, jadi harus ngangsur,” Ujarnya.

Riswanto menegaskan, mahanya harga solar ini tidak hanya merugikan pemilik kapal saja, tetapi juga berdampak pada para ABK (Anak buah kapal). Para ABK ini juga terpaksa menganggur karena kapal tempat mereka bekerja berhenti melaut.

“Dalam 1 kapan rata-rata memiliki 25 orang ABK. Jadi jika 1.800 an kapal tidak melaut, maka ada sekitar 45 ribu orang ABK yang menganggur.” Tegasnya.

Menurut Riswanto, akibat tak mampu lagi beli solar, selain menambah pengangguran, juga berpotensi menimbulkan permasalahan lain, misalnya banyaknya kapal yang tidak melaut akan membuat kapal cepat rusak, hal itu terjadi karena bodi kapal-kapal yang menumpuk di pelabuhan saling bersenggolan. Selain itu Penumpukan kapal di pelabuhan juga bisa memicu terjadinya pencurian onderdil kapal, hingga kebakaran kapal. Sambung Riswanto.

Riswanto yang mewakili para anggotanya, ia berharap pemerintah dan pihak terkait lainya bisa memberi solusi atas permasalahan ini.

“Kami para nelayan Jawa tengah, berharap ada harga solar khusus untuk nelayan. Dan diharpkan harga harga solar khusus nelayan ini tidak lebih dari Rp 9 ribu per liter.”

Riswanto  juga menjelaskan, terkait persoalan mahanya harga solar ini, perwakilan nelayan di Jateng sudah menyampaikan keinginan mereka kepada pemerintah pusat melalui staf dari Kantor Staf Kepresidenan. “Sekarang kami masih menunggu jawabannya.” Ungkap Riswanto. (Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!