Lsm Arak : Pemeriksaan Proyek Jalan Nasional Rp 46,428 M, Di Jombang Mencurigakan

Nampak Susilo (hem putih) mengaku dari BBPJN VIII, Misbachul Munir (baju batik) mengaku dari PT Saicle jasa, dan Nampak 1 orang memakai masker penutup mulut mengaku perwakilan dari BPK, bergegas pergi melarikan diri, setelah kedatangan wartawan dan Lsm. Senin (4/3/2019) petang.

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Pada hari Senin 4 Maret 2019, terdapat puluhan orang melakukan pengecekan atau pemeriksaan proyek reservasi rekontruksi jalan nasioanal, yang berlokasi di Jl Yos Sudarso, dan JL Soekarno Hatta Kabupaten Jombang.

Pemeriksaan proyek bangunan jalan nasional milik Balai Besar pelaksana jalan nasional (BBPJN) VIII Surabaya, yang dibiayai dari APBN 2018 sebesar Rp 46.428.280.000 tersebut, layak dicurigai ada gelagat yang tidak baik. Pasalnya setelah kedatangan wartawan dan Lsm dilokasi proyek, puluhan orang tersebut langsung menghentikan aktifitas pemeriksaan proyek dan satu orang yang mengaku dari Badan pemeriksa keuangan (BPK), dan perwakilan dari BBPJN VIII Surabaya, langsung melarikan diri dari lokasi proyek.

Para perwakilan PT Timbul persada yang sedang melakukan tes Core Drill jalan aspal hotmix di Jl Yos Sudarso. Senin (4/3/2019) petang.

Koordinator Lsm Alinsi rakyat anti korupsi (Lsm Arak) Safri nawawi, dari awal kami sudah curiga bahwa proyek pembangunan jalan nasional yaitu Jl Soekarno hatta, dan Jl Yos sudarso, ada yang tidak beres, saat masih dalam pengerjaan saja jalan sudah hancur. Sekarang Proyek tersebut tambah hancur. Masalah ini ditulis terus di media cetak maupun online.

“Kami terus memantau proyek ini. Pada hari senin 4 maret 2019 siang, saya dihubungi melalui ponsel, oleh masyarakat sekitar JL Yos Sudarso, intinya warga tersebut memberitahukan kepada saya bahwa ada sekitar 10 orang, sedang memeriksa proyek Jl Yos sudarso,dan Jl Soekarno hatta. Warga meminta kami (Lsm Arak) mempertanyakan proyek jalan yang sudah hancur tersebut.” Kata Safri, Senin (4/3/2019) malam.

Safri menambahkan, kami cek dilokasi proyek memang ada sekitar 10 orang, sedang melakukan pemeriksaan jalan tersebut. 1 orang ada yang mengaku dari BPK, 1 orang mengaku perwakilan dari BBPJN VIII, 1 orang lagi mengaku dari PT Saicle Jasa Konsultan pengawas teknis (Rekanan BBPJN VIII), dan sisanya dari PT Timbul persada.

“Kami curiga pemeriksaan ini ada gelagat yang tidak beres. Karena setelah kami tiba dilokasi orang yang mengaku wakil BPK, dan BBPJN VIII, malah melarikan diri dari lokasi proyek dan langsung memerintahkan penghentikan pemeriksaan. Ini kan aneh, ada wartawan dan Lsm malah mereka lari, dan menghentikan pemeriksaan.”  Ucap Safri.

Menurut Safri, orang-orang ini benar-benar tidak punya malu, mereka digaji oleh rakyat, dan proyek tersebut dibiayai dari keringat rakyat. Jadi rakyat berhak mengetahui informasi pengunaan uang mereka.

Ia juga menjelaskan kejanggalan pemeriksaan jalan tesebut, yaitu : Satu  Saat pemeriksaan oleh BPK yang melakukan pengetesan Core Drill adalah pihak PT Timbul persada selaku pelaksana proyek, ini kan aneh. Hal ini rawan terjadi persekongkolan titik lokasi yang akan di tes Core Drill. Kedua : Saat pemeriksaan bangunan jalan oleh BPK malah Pejabat pembuat komitmen (PPK) tidak hadir. Dan Ketiga : Saat wartawan dan Lsm mendatangi lokasi proyek jalan yang sedang diperiksa malah BPK dan perwakilan BBPJN VIII melarikan diri dan menghentikan pemeriksaan fisik jalan.

Dikonfermasi dilokasi proyek Sosilo, perwakilan dari BBPJN VIII, ia mengatakan dalam pemeriksaan proyek hari ini PPK tidak ikut kelapangan, yang ada dari BPK.

“PPK tidak ikut, yang ada dilapangan orang dari BPK. satu orang. Itu orangnya yang dari BPK.” Kata Susilor, Senin (4/3/2018) sore. Sambil pergi bergegas pergi meninggalkan awak media.

Sementara itu, satu orang yang disebut-sebut perwakilan BPK saat dimintai konfermasi dilokasi proyek, ia mengakui perwakilan dari BPK namun ia tidak bersedia menyebutkan namanya. Mengetahui yang bertanya adalah wartawan, dan Lsm. Mereka langsung bergegas naik ke mobil, dan memberhentikan pemeriksaan, langsung kabur.

Terkait hal tersebut PPK Satuan kerja Pelaksanaan jalan nasional metropolitan II Surabaya, BBPJN VIII Surabaya, Adi Suwito, ST saat dimintai konfermasi, ia malah marah-marah.

“Anda itu siapa silahkan saja kalau mau ditulis. Saya tidak takut ditulis.” Kata Suwito, singkat dengan nada tinggi, melalui sambungan ponsel, Senin (4/3/2019) petang.

Diberitakan sebelumnya proyek reservasi rekontruksi jalan nasioanal ini berlokasi di ruas Jl Yos Sudarso, dan JL Soekarno hatta Kabupaten Jombang. Proyek ini milik BBPJN VIII Surabaya, dibiayai dari APBN 2018 sebesar Rp 66.086.950.000 dikerjakan oleh PT Timbul persada dengan nilai kontrak Rp 46.428.280.000.

Sedangkan untuk pengawasan teknis juga dibiayai dari APBN 2018 sebesar Rp 2.176.713.000 dimenangkan oleh PT Saicle jasa.

Pelaksanaan proyek ini tidak transparan,  dan terkesan abal-abal dilokasi proyek tidak dipasang papan nama proyek, tidak ada Direksi Keet, sebagai tempat untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian pekerjaan dilapangan, dan pekerjaan administrasi proyek.

Tidak hanya itu proyek pembangunan jalan ini juga sudah rusak pada saat pengerjaan. Misalnya pembangunan jalan beton ready mix, di ruas jalan Soekarno hatta, sudah rusak, saat masih dalam pengerjaan. Kerusakan berupa beton patah, rompal, permukaan jalan aus atau terkelupas, dan berlobang. Kerusakan tersebut saat ini bertambah parah, bahkan permukaan jalan ada yang bergelombang.

Bukan hanya itu bangunan jalan aspal hotmix di JL Soekarno hatta, baru beberapa bulan juga sudah rusak. Bangunan pelengkap berupa pembatas dan trotoar mengunakan bahan material saparator bekas. Dan bangunan saluran air berupa pemasangan U-Ditch di tepi Jl Yos Sudarso, amburadul dikerjakan asal-asalan, tidak mengunakan lantai kerja.

Juga adanya penjualan tanah bekas galian proyek JL Soekarno Hatta,  oleh PT Timbul persada kepada masyarakat. Tanah bekas galian yang dijual tersebut sebanyak sekitar 10.192 M3, dengan harga Rp 100 ribu/ rit.  yang berpotensi merugikan Negara ratusan juta rupiah.

Yang lebih parah lagi proyek ini hingga bulan Januari 2019 belum selesai alias molor. Padehal sebelum hari Natal dan sebelum tahun baru harus sudah selesai. (Rin/Yan/Why)

Berikut ini foto hasil proyek jalan yang dibiayai APBN 2018 Rp 46.428.280.000 milik BBPJN VIII Surabaya, yang sudah hancur :

Kondisi jalan beton ready mix di JL Soekarno Hatta yang sudah hancur. Senin (4/3/2019)
Kondisi jalan beton ready mix di JL Soekarno Hatta yang sudah hancur. Senin (4/3/2019)
Kondisi jalan beton ready mix di JL Soekarno Hatta yang sudah hancur. Senin (4/3/2019)
Kondisi jalan beton ready mix di JL Soekarno Hatta yang sudah hancur. Senin (4/3/2019)

Bangunan pelengkap pembatas jalan yang sudah berhamburan, mengunakan saparator bekas. Senin (4/3/2019)
Kondisi jalan beton ready mix di JL Soekarno Hatta yang sudah hancur. Senin (4/3/2019)
Kondisi jalan beton ready mix di JL Soekarno Hatta yang sudah hancur. Senin (4/3/2019)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!