Salah Kaprah Minta Bus Sekolah, Oleh Kemenhub Malah Diberi BRT

Bus Rapid Transit (BRT) bantuan Kemenhub RI, yang diterima Pemkab Oku pada Selasa 27 November 2018 lalu.

BATURAJA,  NusantaraPosOnline.Com-Aneh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengajukan bantuan bus sekolah kepada Kementerian Perhubungan RI (Kemenhub RI), namun oleh Kemenhub malah diberi bantuan bus umum berupa Bus Rapid Transit (BRT).

Bus BRT bantuan Kemenhub yang diberikan ke Pemkab OKU tersebut sebanyak 5 unit, dan diterima  Pemkab Oku pada Selasa 27 November 2018 lalu. BRT tersebut merupakan jenis bus yang didesain untuk angkutan umum. Mengunakan 1 pintu model swing pada sisi kiri bagian depan, serta 2 pintu model double seliding pada sisi kanan dan kiri bagian tengah bus.

Pintu double seliding pada samping kiri dan kanan untuk menaikan dan menurunkan penumpang.

Menurut Hardiyansa, warga Baturaja, ia mengatakan desain 5 bus bantuan Kemenhub RI, tidak cocok untuk Baturaja, karena mengunakan pintu double seliding ditengah pada kanan kiri bus. Dan dek pintu double seliding tersebut tempat menaikan dan menurunkan penumpang sangat tinggi.

“Untuk naik turun penumpang harus mengunakan halte yang tinggi. Sementara di Oku belum tersedia halte tinggi. Bus tersebut jenis BRT yang berhentinya di halte, bukan disembarang tempat. Agar 5 bus tersebut dapat dioperasikan terpaksa menaikan dan menurunkan penumpang melalui pintu swing pada sisi kiri bagian depan bus.” Kata Hardiyansah, Jum’at (7/12/2018).

Menurut Hardiyansah, padahal pintu swing pada sisi kiri bagian depan bus fungsinya bukan untuk menaikan dan menurunkan penumpang.

“Jadi Kemenhub ini salah kaprah dalam memberikan bantuan bus. Pemkab Oku minta bus sekolah, malah diberi bantuan BRT. Ini namanya ngawur. Ini menunjukan menajamen proyek Kemenhub ini asal-asalan.” Katanya.

Ini saya ibaratkan, rakyat minta dibangunkan jalan, tapi oleh Kemenhub dibangunkan taman.

Kepala Dinas perhubungan (Dishub) OKU Aminilson, ia mengatakan 5 bus tersebut sudah mereka terima.

“5 BRT tersebut sudah tiba dan kita terima 27 November 2018 lalu,” Kata Aminilson, pekan lalu.

Dijelaskan Aminilson, lima unit bus yang dikirim dari Kemenhub merupakan jenis BRT yakni jenis bus umum, pada awalnya lanjut Aminilson pemkab OKU mengusulkan bantuan bus sekolah.

“Kita usulkan bus sekolah namun tidak tahu yang dikirim bus BRT, tapi tidak masalah yang penting kita dapat bantuan,” Ucapnya.

Ia menjelaskan BRT tersebut berkapasitas 40 penumpang. Terdiri dari 18 tempat duduk penumpang umum, 2 kursi khusus disabilitas serta gantung tangan penumpang.

“Ini bus umum sejenis bus Tran Musi namun sudah pakai AC dan ada musik juga. Lengkap dengan alat keamanan serta sabuk pengaman tiap kursi, ” paparnya.

Namun, untuk operasionalnya kata Aminilson, paling lambat Maret 2019 nanti. Hal ini, karena pihaknya akan menyiapkan kelengkapan kendaraan.

“Seperti plat nomor akan kita rubah dahulu ke pelat nomor polisinya ke Nopol OKU dan lainnya,” katanya.

Lalu apakah BRT ini tetap akan di operasikan sebagai bus sekolah ? Aminilson mengatakan, sesuai jenisnya bus ini merupakan jenis umum, nantinya pengoperasian bus ini akan dibuat trayek umum.

“Nantinya mungkin akan kita buatkan trayek, seperti trayek Baturaja- Semidang aji, dan lainnya, jadi bukan hanya untuk sekolah karena ini BRT (umum),” jelasnya.

Meski belum beroperasi, namun sesekali BRT akan dibawa keliling di dalam kota. Sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Bahwa bus untuk masyarakat sudah siap di OKU.

“Untuk sementara, bus diparkir di depan SMP N 1 OKU, nanti kita akan titip ke Pemda dahulu, karena kemarinkan baru kita terima dari pengiriman, untuk penyerahan dari Kemenhub akan dilakukan nanti sembari kita menyiapkan kelengkapan Bus,” Pungkasnya.

Sebagai informasi, bantuan Bus yang salah kapran dari Kemenhub, sudah sering kali terjadi, misalnya tahun 2014 silam. Kemenhub membeli 30 unit BRT ukuran besar, yang menelan APBN 2014 sebesar Rp 36.310.585.014.  Bus tersebut untuk diserahkan kepada Pemkot Surabaya. Namun karena 30 BRT tersebut tidak sesuai kebutuhan kota Surabaya, bantuan 30 BRT Kemenhub ditolak mentah-mentah oleh Walikota Surabaya.

Karena 30 BRT sudah terlajur dibeli, selanjutnya 30 BRT tersebut oleh Kemenhub terpaksa diserahkan kepada PT DAMRI Surabaya, dan dipaksakan diopersikan di kota Sidoarjo, sekarang nasib 30 BRT tersebut beroperasi terseok-seok akibat karena menangung dosa-dosa perencanaan yang bobrok. (jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!