Bupati Jombang Sambangi Muslikin Penderita Tumor Gondok Yang Berhasil Dioperasi

Bupati Jombang Sambangi Muslikin Penderita Tumor Gondok Yang Berhasil Dioperasi.

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jombang Agus Purnomo, mengunjungi Muslikin (60), salah seorang pasien yang sedang terbaring sakit di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Jombang.

Muslikin, merupakan warga Desa Gondek Kecamatan Mojowarno, Jombang ini, yang sedang menjalani perawatan karena menderita penyakit tumor gondok atau struma yang dideritanya.

Dan kini ia sudah selesai menjalani operasi pengangkatan tumor gondok seberat 1 Kilogram yang ada di lehernya, kini sudah tidak ada lagi.

Kedatangan Bupati dan Sekda Jombang ini juga turut didampingi Dr dr Ma’murotus Sa’diyah Direktur RSUD Jombang, dr. I Kadek Wira Darmika, Sp.B, Dokter spesialis bedah RSUD Jombang, dan kepala OPD terkait.

Bupati mengatakan, Muslikin sudah puluhan tahun membantu mengatur lalu lintas di pintu gerbang utama Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang.

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi penyakit yang dideritanya kelihatan semakin hari semakin membesar.

”Akhirnya beberapa hari lalu kita minta tim untuk menawarkan berobat ke RSUD Jombang,’’ Kata Bupati Mundjidah Wahab.

BACA JUGA :

  1. RSUD Jombang Potong Leher Bayi Yang Tewas Saat Proses Persalinan, Ini Kata Rumah Sakit
  2. Kasus Mayat Bayi Yang Dipotong Leher Oleh RSUD Jombang Diselidiki Polisi
  3. Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Mayat Bayi Dipotong Leher Saat Proses Persalianan di RSUD Jombang, Ini Alasanya

Awalnya, Muslikin sempat ragu dengan biaya untuk kebutuhan operasi. Namun dengan pendekatan yang baik, Bupati meminta Kepala Desa setempat untuk menjelaskan jika biaya akan ditanggung pemerintah. Bupati juga memastikan jika perawatan lanjutan Muslikin akan tercover dengan baik.

“Kita sempat koordinasi kepada tim dokter RSUD Jombang untuk memeriksa kondisi pasien. Awalnya kita berharap dan meminta bisa ditangani sendiri, kalau tidak bisa kita minta buatkan rujukan ke RSUD dr Soetomo. Mengingat kondisinya cukup besar dan parah. Alhamdulillah, hasil diagnosa diputuskan untuk ditangani di RSUD Jombang,’’ Ujarnya.

“Pasca dioperasi, Muslikin mengaku tak lagi merasakan beban berat dilehernya seperti yang dirasakannya selama puluhan tahun. Dirinya bersama keluarganya mengaku bersyukur kepada Allah SWT dan terimakasih kepada Bupati Jombang, tim medis RSUD Kabupaten Jombang. Karena, operasi berjalan lancar dan hari ini sudah bisa berbicara dengan baik.” Imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, I Kadek Wira Darmika, Dokter spesialis bedah RSUD Jombang mengtakan, bahwa penyakit gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid yang tidak normal. Tiroid merupakan kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu terletak tepat di bawah jakun.

“Penyebabnya bisa karena kekurangan yodium, kelebihan maupun kekurangan hormon tiroid. Gondok yang ada di leher Muslikin semakin hari semakin membesar. Baik pada kelenjar tiroid sebelah kanan dan kiri.” Terang Dokter Wira.

Namun di laher Muslikin ukurannya lebih dominan yang kiri, yakni 15×12 centimeter. Sedangkan di sebelah kanan ukurannya di atas 10 centimeter. Terangnya.

“Akibatnya, leher pria yang kini tinggal di Dusun Ngrawan Desa Pesantren Kecamatan Tembelang hampir tidak kelihatan. Karena tertutup oleh balutan struma. Sebelum operasi, tim dokter melakukan diagnosa.” Papar Dokter Wira.

Menurut dia, Gondok secara umum dibedakan menjadi dua. Gondok jinak atau struma jinak dan ganas atau kanker tiroid. Setelah dilakukan diagnosa, pasien ini adalah tipe yang jinak atau struma biasa. Yakni terjadi pada kelenjar tiroid kanan dan kiri. Setelah kita angkat melalui operasi beratnya 1 kg lebih.

Dokter Wira menambahkan, sebelum melakukan operasi terhadap pasien, tim dokter terlebih dahulu melakukan perencanaan matang.

“Diantaranya melakukan koordinasi dengan ahli bius atau dokter anestesi, mesin ventilator, kemudian persiapan pascaoperasi yang didukung ICU. Sarana prasarana yang ada di RSUD Jombang cukup lengkap.” Ujarnya.

Dalam persiapan operasi melibatkan dokter penyakit dalam, dokter spesialis patalogi anatomi, tim dari spesialis PK (Patologi Klinik), serta tim dokter jantung. “Semua standby. Semua melakukan pemantauan. Operasi berlangsung 2,5 jam, dan berjalan lalcar.” Imbuhnya. (Ris/Snt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!