Proyek Bank Sampah Di Desa Mojowarno Jadi Bancaan Pengelola Bank Sampah Desy Wulandari ?

Bangunan bank sampah “Makmur karya mandiri” desa Mojowarno, hasil pekerjaan pemborong luar desa Mojowarno

JOMBANG, NusantaraPosOnline.Com-sangat disayangkan proyek pembangunan gedung bank sampah “Makmur karya mandiri” yang berlokasi  di Dusun Siduluwih, Desa / Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jawa timur, diduga dijadikan ajang bancaan oleh Ketua Bank Sampah, desa Mojowarno, Desy Wulandari, bersama pemborong.

Pasalnya proyek bank sampah, yang dibiayai APBD Jombang Rp 196.810.000 yang seharusnya dikerjakan secara swakelola, tapi kenyataanya dilapangan proyek tersebut malah diduga diborongkan kepada pemborong dari luar desa, yakni pemborong dari Jogoroto.

Tak hanya itu hasil pekerjaan dilapangan tidak seimbang dengan uang APBD yang dikuras untuk proyek tersebut.

Bangunan bank sampah “Makmur karya mandiri” desa Mojowarno, hasil pekerjaan pemborong luar desa Mojowarno

Ketua  swadaya masyarakat (KSM) Bank sampah “Makmur karya mandiri” desa Mojowarno, Ali Sutomo, mengatakan saya ini ketua KSM tapi tidak diberitahu gambar bangunan dan Rencana anggaran belanja (RAB) proyek.

“Semua yang menguasai pengelola proyek ini namanya Bu Desy (Desy Wulandari). Saya tidak diberitahu gambar bangunan, termasuk RAB saya juga tidak diberitahu. Oleh Bu Desy pada awal pengerjaan saya dilibatkan sebagai pekerja atau kuli bangunan, sambil disuruh ngawas-ngawasi pekerja, tapi hanya beberapa hari, setelah itu saya tidak, dilibatkan lagi.” Kata Ali.

Ali menambahkan, sejak awal pengerjaan proyek bank sampah, tidak ada rapat-rapat dengan warga. Semua tenaga kerja semuanya dari Jogoroto, atau dari luar desa Mojowano.

Hasil pekerjaan Pengecatan bangunan bank sampah “Makmur karya mandiri” desa Mojowarno, yang dikerjakan dua orang warga desa Mojowarno.

“Saya yang dijadikan KSM saja tidak dilibatkan, apalagi warga setempat. Semua yang ngatur dan menguasai proyek adalah Bu Desy sama pemborong dari Jogoroto. Jadi bagaimana masyarakat mau berpartisipasi ke bank sampah, baru berdiri saja, saya yang ketua KSM saja tidak dilibatkan. Apalagi warga yang lain.” Kata Dia.

Sementara itu menurut Erwin, seorang warga, keberhasilan bank sampah, kalau adanya partisipasi atau keterlibatan warga. Tapi kalau pembangunan gedung bank sampah saja sudah dilakukan abal-abal saya yakin bangunan tersebut akan mati suri. Alias mubazir.

“Saya ingin, muntah membaca komentar ketua pengelola bank sampah Desy Wulandari, di salah satu media online. Isi komentarnya Desy menyebutkan pembangunan bank sampah tersebut bisa menjadi berkah untuk ibu-ibu rumah tangga, pendekatan pengelolaan sampah di sumbernya berbasis partisipasi masyarakat, caranya dengan membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan prinsip 3R yaitu (reduce,reuse dan recycle) melalui pembangunan bank sampah diwilayah permukiman masyarakat. Saya bacanya pingin muntah,.” Kata Erwin.

Menurut, Erwin, kalau yang ditulis tersebut betul-betul itu komentar Desy Wulandari, berarti dia (Desy Wulandari) omong kosong.

“Baru awal pembangunan bank sampah saja sudah tidak transparan, pekerja diduga diborongkan, semua pekerja dari luar desa. Ketua KSM tidak dilibatkan. Ketua KSM tidak diberitahu gambar dan RAB proyek, malah saya tahu ada orang luar desa Mojowarno, yang bukan siapa-siapa memiliki RAB proyek tersebut. Ini kan aneh, ada apa dengan Desy Wulandari, orang luar desa bisa pegang RAB. Malah ketua KSM dan warga setempat tidak dilibatkan, Jadi jangan salahkan warga kalau bank sampah itu nantinya mati suri, tidak didukung warga.” Kata dia.

Saya malah curiga proyek bank sampah ini, dijadikan lahan untuk mengeruk keuntungan pribadi oleh Desy Wulandari dan pemborong. “Karena faktanya dilapangan proyek bank sampah ini dikerjakan oleh orang-orang luar desa Mojowarno. Hanya pengecatan bangunan dikerjakan oleh dua orang warga setempat.” Imbuhnya.

Ketua pengelolah Bank Sampah “Makmur karya mandiri” Desa Mojowarno Desy Wulandari

Terkait hal tersebut kasi pengurangan sampah Dinas lingkungan hidup (DLH) Jombang, Amin Fatoni, saat dikonfirmasi, ia malah bertanya, dan menyebut orang bernama Leo. “Lah apa belum ketemu Leo, apa tidak satu rombongan sama Leo ?. Gini kalau mau konfermasi dikantor saja, ini saya masih ada acara ikut pelatihan di Malang.” Kata Amin saat dihubungi Via ponsel.

Lalu apa peran Leo, dalam proyek bank sampah ini, sedangkan Leo bukan pegawai DLH, juga bukan warga desa Mojowarno, kok anda sebut nama itu ? “Mungkin Leo itu, orang dekat dengan Bu Desy, atau sama Pak Kepala desa Mojowarno, sehingga ia juga pegang RAB proyek.  Selebihnya saya tidak tahu. Untuk masalah pekerjaan diborongkan (dikerjakan pemborong) saya juga tidak tahu.” Kata Amin. Namun ia tidak mau menjelaskan secara rinci peran Leo, dalam proyek tersebut.

Leo, warga luar desa Mojowarno, memamerkan RAB proyek Bank Sampah “Makmur karya mandiri” desa Mojowarno.

Ketua pengelolah bank sampah “Makmur karya mandiri” Desa Mojowarno, Desy Wulandari,  sulit untuk dimintai konfirmasi terkait hal tersebut. (Rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!