MUARA ENIM (NusantaraPosOnline.Com)- Diduga dikerjakan asal-asalan Jembatan atau yang disebut Fly over jalan lintas untuk mobil truk pengangkut batubara milik grup PT. Sriwijaya /Titan, yang berlokasi di Kilometer 82 Desa Padang bindu, Kecamatan Benakat, Kabupaten Muara enim, Sumatra selatan. Ambuk, Senin (6/3) sekitar pukul 17.30 WIB.
Akibat ambruknya Fly over tersebut, sangat mengganggu aktifitas masyarakat, akibat ruas jalan penghubung dari desa Padang bindu menuju desa Hidup baru terputus, karena badan jalan tertimbun reruntuhan material bangunan Fly over yang ambruk. jaringan listrik yang ada dibawah Fly over tersebut juga ikut terputus.

Sejak pembangunan fly over ini dimulai satu bulan lalu berbagai protes sudah disampaikan oleh masyarakat di antaranya : Ruas jalan raya yang berada dibawah Fly over, banyak di penuhi lumpur sehingga penguna jalan sangat terganggu. Jika terkena hujan kondisi ruas jalan yang berada di bawah Fly over kondisinya sangat licin dan berlumpur.

Sementara pada timbunan sisi kanan dan kiri Fly over kerap menimbulkan banjir besar sehingga sebagian masyarakat yang mempunyai kebun karet di sekitar lokasi pekerjaan tidak bisa menyadap karetnya lantaran terendam air.
Bukan hanya itu, warga yang melintas dijalan raya tepatnya dibawah Fly over, milik PT Sriwijaya /Titan, tersebut banyak yang merasa takut. Karena konstruksi bangunan Fly over, dikerjakan secara asal-asalah, penguna jalan takut Fly over tersebut ambruk. Saat melintas dibawahnya.
Menurut Mursalin (45) warga Desa Padang bindu, ditemui saat melintas dilokasi ia membenarkan bahwa warga yang lalu lalang Di bawah Fly over merasa khawatir, karena takut tertimpa fly over, milik PT Sriwijaya /Titan .

Kekhawatiran warga sangat beralasan karena pada beton bagian kiri dan kanan penahan fly over sudah banyak mengalami keretakan yang cukup parah, dan flat besi pada bagian atas yang berfungsi sebagai penahan beban tampak sudah anjlok turun. Akibat tidak kuat menerima beban berat, beban diatasnya sementara pembangunan masih dalam tahap pengerjaan.
“Sebenarnya keluhan dan ketakutan warga, sudah disampaikan oleh warga kepada pihak PT PP Persero Tbk, namun tidak pernah direspon dengan baik oleh PT PP Persero. Para pekerja yang ada di lapangan beranggapan bahwa masyarakat diangap bodoh tidak akan paham dan mengerti tentang konstruksi fly over ini,” ungkap Mursalin, Rabu (8/3/2017).
Koordinator Lsm Aliansi rakyat anti korupsi (Lsm Arak), Safri Nawawi, SH, untung saja ambruknya fly over, tersebut tidak memakan korban. Kalau sampai memakan korban masyarakat. Kami akan kejar sampai kemanapun pihak PT PP Persero, PT selaku pelaksana pembangunan, dan pihak PT Sriwijaya /Titan, selaku pemilik bangunan.
“Dari awal pembangunan fly over tersebut. PT PP Persero, dan PT Sriwijaya /Titan, sudah menunjukan sikap arogansi, dengan mengabaikan keluhan masyarakat penguna jalan. seolah-olah rakyat diangap bodoh. Kami sangat menyayangkan hal ini.” Kata Safri.
Menurut Safri, pembangunan fly over dikerjakan secara asal-asalan, didunia ini mana ada orang membangun fly over, dengan model seperti itu. Pada pekerjaan beton, pembesian beton mengunakan besi-besi berdiameter kecil. Kualitas Mortar yang digunakan juga diduga tidak sesuai standar. Hal itu bisa dilihat secara jelas saat fly over tersebut ambruk. Pembesian pekerjan beton, terlihat tidak sesuai standar keamanan.
Yang nampak sangat mencolok adalah pekerjaan tembok penahan jalan, yang terdapat pada tepi-tepi jalan di pangkal fly over. Tembok penahan jalan mengunakan kontruksi bronjong batu. yang lebih parah lagi kawat atau besi pengikat bronjong batu tersebut mengunakan besi-besi berukuran kecil. Ini merupakan pekerjaan yang tidak layak dan mengabaikan keselamatan penguna jalan (Mengabaikan kepentingan dan keselamatan umum).
“Tinggi jalan yang terbuat dari material timbunan tanah yang ada di pangkal fly over, tersebut mencapai ketingian kisaran 10 meter. Seharusnya tembok penahan tanah tidak mengunakan pasangan batu kosong, yang diikat dengan kawat anyaman, yang terbuat dari besi-besi kecil. Jelas jalan tersebut tidak aman buat keselamatan. Apalagi yang melintas di jalan dan fly over tersebut adalah truk besar bermuatan batu bara. Ini jelas pembangunan asal-asalan.” Kata Safri.
Seharusnya masyarakat setempat menolak, pembangunan tersebut kalau dibangun asal-asalan. Karena akan membahayakan penguna jalan. Sebab sewaktu-waktu jalan yang ada di pangkal fly over, bisa longsor sewaktu-waktu.
Seharusnya tembok penahan jalan yang tingginya mencapai 10 meter, mengunakan kontruksi cor beton bertulang. Atau minimal mengunakan kontruksi pasangan batu yang diikat dengan mortar. Pondasi tembok penahan jalan juga harus dalam. Tapi yang terjadi dilapngaan tembok penahan jalan mengunakan kontruksi bronjong batu, yang diikat dengan kawat anyaman. Yang lebih parah lagi anyaman kawat tersebut mengunakan kawat ukuran kecil, batu yang digunakan banyak mengunakan batu-batu ukuran kecil.
“Kalau PT Sriwijaya /Titan dan PT PP Persero, tetap membangun secra asal-asalan. Bangunan itu wajib kita tolak. Karena akan membahayakan masyarakat. Untung saja bangunan fly over, yang ambruk tersebut, tidak mengunakan angaran APBD atau APBN. Kalau mengunakan APBD atau APBN. Pasti sudah kita laporkan ke pada aparat penegak hukum” Tegas Safri.
Sebelum fly over tersebut ambruk PT Servo Lintas Raya, PT PP Persero, dan PT Sriwijaya /Titan, Sempat Menujukan Kesombongan Kepada Awak media.
Sebelum fly over , ambruk. Dikonfirmasi awak media Humas PT Servo Lintas Raya, Agung, yang didampingi kontraktor PT PP Persero, Muhammad Rayan, di kantor PT Titan kompleks Citra de Residence Muara Enim dengan percaya diri, justru menuding bahwa keluhan masyarakat yang disampaikan kepada pihak media sudah sangat berlebihan karena menurutnya kekhawatiran tersebut tidak perlu terjadi.
“Kami sudah berpengalaman membuat pekerjaan seperti ini dan setidaknya sudah ada 8 buah yang telah dikerjakan dan semuanya aman,” ungkapnya.
Mengenai adanya keretakan pada bagian sisi bangunan ini dianggap, merupakan hal yang wajar. “Untuk mengatasi itu, kami sudah melakukan injeksi khusus, yang kekuatannya sama seperti awal semula,” Terangnya.
Hal senada juga ditambahkan Muhammad Rayan, Armco dengam ketinggian 11 meter lebih mempunyai kekuatan tersendiri, karena spesifikasinya untuk kendaraan dengan ukuran berat 60 kali 2 ton walaupun berat tersebut belum ada dipakai untuk angkutan batubara yang digunakan perusahaan.
“Namun pada dasarnya pekerjaan kita ini sudah memenuhi standar keamanan dengan mengutamakan standar keselamatan yang tinggi,” tegasnya.
Namun usai memjelaskan kepada awak media, kejadian yang memalukan terjadi, beberapa menit selesai dikonfirmasi awak media. Pihak perusahaan mendapat kabar bahwa fly over di Kilometer 82 Desa Padang bindu Kecamatan Benakat, tersebut sudah ambruk.
Dan setelah itu pihak perusahaan langsung menghilang. dan kedua perusahaan ini minta agar kasus ini tidak disebarluaskan baik melalui media cetak elektronik dan media online.(jun)
Semoga segera dibenahi …