PONOROGO, NusantaraPosOnline.Com-Penyelidikan kasus kematian Albar Mahdi (17) santri Pondok Modern Gontor 1 Ponorogo, yang diduga tewas dianiaya seniornya, masih terus dilakukan oleh Penyidik Polres Ponorogo.
Meninggalnya Albar Mahdi santri asal Palembang Sumatra selatan ini, menjadi viral usai ibu korban bernama Siti Soimah (44) mengadu kepada pengacara kondang, Hotman Paris.
Kepada Hotman Paris, Siti Soimah menilai bahwa kematian putra sulungnya, Albar Mahdi, santri Ponpes Gontor ini tidak wajar.
Pasalnya, saat jenazah datang ke rumahnya di Palembang, Sumatera Selatan, masih terdapat darah yang mengucur dari kepalanya.
”Sampai kain kafan diganti dua kali sebelum dimakamkan,” Kata Soimah sambil menangis di depan Hotman Paris.
Awalnya, pihak Ponpes Gontor menyebut bahwa kematian Albar Mahdi lantaran terjatuh akibat kelelahan setelah mengikuti Perkemahan Kamis Jumat atau Perkajum.
Tapi, usai didesak pihak keluarga yang memaksa akan melakukan otopsi, akhirnya pihak Ponpes Gontor mengakui bahwa Albar Mahdi tewas akibat tindak kekerasan.
Kabat terbaru, pihak Pondok Gontor mengungkap kronologis lengkap kematian Santri asal Palembang ini, melalui juru bicaranya Ustadz Noor Syahid, menyebut bahwa, Albar Mahdi meninggal dunia pada Senin pagi, 22 Agustus 2022.
Kejadian ini berawal dari kegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum) Pramuka Gontor pada 18-19 Agustus 2022 lalu, di Kecamatan Sawoo, yang diikuti 500 peserta. Di mana dalam kegiatan ini korban menjadi ketua panitia pelaksana karena masih kelas V (di luar kelas XI).
Selanjutnya, usai kegiatan atau tepatnya pada Sabtu hingga Minggu tanggal 20-21 Agustus 2022, seluruh perlengkapan dikembalikan ke gudang yang berada di salah satu ruangan di lingkungan Pondok. Senin (22-08-2022) pagi para santri senior atau siswa kelas VI (di luar kelas IX SMA) yang menjadi kordinator Pramuka melakukan pengecekan barang perlengkapan. Saat pengecekan mereka menemukan sejumlah barang belum kembali, mereka pun lantas menanyakan keberadaan pelerngkapan Pramuka itu kepada korban, namun dijawab tidak tahu.
Hal ini yang diklaim menjadi pemicu para pelaku ini emosi, hingga menganiaya korban dengan cara menendang dan memukul korban hingga tewas dilokasi kejadian sekitar pukul 06.00 pagi.
” Tidak ada motif, ya karena ditanya tapi dijawab gak tahu oleh korban, senior ini emosi dan akhirnya menganiaya korban,hingga tewas di lokasi,” ujar Noor Syahid, Selasa (06/09/2022).
Noor Sahid mengaku penganiaya Albar hingga tewas merupakan 2 Santri asal Bangka Belitung dan Padang. Dimana keduanya saat itu juga langsung diusir Pondok dan dikembalikan ke orang tuanya.
” 2 pelaku Santri, asal Padang dan Bangka. Jam 13.00 Senin (22/08/2022) siang langsung dibuatkan surat keluar atau pengusiran. Tidak diberi surat keterangan dan ijasah,” ungkapnya.
Noor menambahkan, dalam kejadian tragis itu terdapat 3 korban, dimana satu korban tewas atas nama Albar. Sedangkan dua lainnya hanya luka-luka ringan. Pihaknya mengaku belum memberitahukan kejadian ini ke orang tua dua santri itu. Karena dinilai tidak terlalu parah dan kurang mendapat perhatian akibat tertutup kasua Albar.
” 2 korban itu saya tidak tahu karena tidak melapor. Jadi dianggap selesai saja begitu. Mungkin tidak terlalu parah. Dan tertutup dengan perisitiwa yang parah ini,” kelitnya.
Disinggung terkait lambannya pihak Pondok memberitahukan kabar kematian Albar. Lantaran Korban meninggal pada jam 06.00 Senin pagi, namun orang tua baru mendapatkan kabar pada pukul 10.00 Senin siang. Pihak Pondok mengaku keterlambatan itu lantaran masih menunggu persetujuan dari pimpinan Pondok.
“Pimpinan Pondok Gontor itukan ada 3. Yang satu sedang kurang sehat, yang satu di Bandung dan Tasikmalaya. Jadi masih menunggu persetujuan dulu. Dan itu sudah diakui pihak pondok. Kami memohon maaf atas keterlambatan itu.” Ujarnya. (Edy)