Diguyur Hujan Sejak Sore Hingga Malam Jembatan Enim III Ambruk

AMBRUK : Kondisi jembatan Enim III, di Desa Karang Raja, Muara Enim, yang ambruk, Rabu (22/2/2017), malam sekitar pukul 22.00 WIB.

MUARA ENIM (NusantaraPosOnline.Com)-Kondisi cuaca yang saat ini sering sekali hujan dengan intensitas tinggi berdampak pada lingkungan. Salah satunya adalah kondisi pondasi pangkal Jembatan Enim III, yang berlokasi Desa Karang Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra selatan, ambruk Rabu (22/2/2017), malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Jalan yang berada tepat dipangkal jembatan konstruksi baja yang mengarah ke Batalion 141 AYJP, mengalami ambruk akibat diguyur hujan, dan terjangan gerusan luapan air Sungai Enim. Mengakibatkan pangkal jembatan ambruk. Akses jalan dari Desa Karang raja menuju ke terminal Regional Muara Enim saat ini terputus, tidak bisa dilewati kenderan baik roda dua maupun roda empat.

Informasi yang dihimpun nusantaraposonline.com dilapangan menyebutkan, hujan lebat pada Rabu 22 Ferbruary 2017, yang mengguyur Kabupaten Muara enim, terjadi sejak pukul 18.00 WIB, hingga tengah malam, membut debit air Sungai Enim meluap. Akibat longsor tersebut, membuat tanah yang menghadang pondasi pangkal jembatan dan badan jalan tersebut ambruk gingga jembatan terputus.

Terkait hal tersebut, Koordinator Lsm Aliansi rakyat anti korupsi (Lsm Arak), Safri Nawawi, SH (34), mengatakan konstruksi Jembatan Enim III, memang sangat buruk, dibangun dengan cara asal-asalan. Pangkal jembatan tidak dipasang tembok penahan tanah, akibatnya setiap hujan turun tanah dan badan jalan yang ada di pangkal jembatan selalu terkikis air hujan.

Seperti kita ketahui bersama jika hujan lebat, debit air Sungai Enim meluap, menghantam pangkal jembatan. Sedangkan pangkal jembatan terbuat tidak ada pelindung. Seharusnya untuk menahan pangkal jembatan harus dipasang tembok penahan tanah agar tidak longsor. Tembok penahan tanah bisa berupa, cor bertulang, atau pasangan batu yang dikat dengan Mortar.

“Jadi kalau pangkal jembatan tersebut ambruk. Bukan karena Kahar, tapi karena paktor kesalahan manusianya. Atau sengaja dikerjakan asal-asalan, agar mendapat keuntungan banyak. Kami sangat menyangkan hal ini, ini jelas-jelas merugikan masyarakat.” Tegas Safri.

Safri menambahkan, dari pantawan kami saat debit air sungi Enim tinggi, banyaknya sampah yang menumpuk tertahan di tiang jembatan di tengah sungai. Sehingga luapan air menjadi pecah dan menghantam ke tanah dinding pondasi pangkal jembatan.

“Seharusnya Pemkab Muara enim, atau dinas terkai melakukan antisipasi dan melakukan pembersihan sampah-sampah yang tertahan tersebut. Ngapain saja kerja pejabat di Muara enim, bekerja kalau ada duitnya saja.” Kata Safri.

Pemkab Muara enim, pada APBD tahun 2017 sudah mengalokasikan angara sebesar Rp 6.987.500.000, untuk penanganan Longsor Jembatan Enim III, saat ini sedang tahap lelang. menurut agenda lelang perbaikan tersebut akan dilaksanakan sekitar akhir bulan Maret 2017.

“Kami curiga angaran tersebut diduga kuat di Mark-up, kami minta masyarakat mengawasi proyek ini. Angaran APBD Muara enim, dikumpulkan dari keringat rakyar, jadi semua masyarakat berhak mengawasi, pengunan dana tersebut.” Kata Safri. (Jn/Ak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!