Daerah  

Baru Beroperasi, Damri Muara Enim-Palembang Sudah Dihadang

Dua unit bus Damri bekas yang melayani jurusan Muara enim – Palembang ini, adalah bus rapit transit (BRT) yang dibeli Kementrian perhubungan tahun 2015 lalu.

MUARA ENIM, NusantaraPosOnline.Com-Puluhan supir bus angkutan umum melakukan penghadangan terhadap bus Damri jurusan Muara Enim-Palembang. Penghadangan terjadi di Jalan Lintas Gunung Megang, Senin (21/5). Padahal bus Damri bekas itu baru saja beberapa hari diresmikan Bupati Muara Enim H Muzakir Sai Sohar.

Penghadangan itu sebagai bentuk kemarahan para pengemudi bus angkutan umum jurusan Muara Enim-Palembang, atas beroperasinya bus Damri tersebut. Karena sejak bus Damri beroperasi, masyarakat banyak beralih naik Damri, sehingga penumpang mereka berkurang.

Bus Damri yang dihadang berangkat dari Terminal Samping Kodim Muara Enim pukul 08.00 WIB. Ketika sampai di Jalan Lintas Kecamatan Gunung Megang, bus tiba tiba dihadang oleh sejumlah sopir angkutan umum.

Selain melakukan penghadangan, sejumlah sopir juga berkumpul di Terminal Samping Kodim Muara Enim. Mereka memprotes keberadaan bus Damri.  Meski mengalami penghadangan, namun bus Damri tetap melanjutkan perjalanan menuju Palembang dengan mendapatkan pengawalan aparat dari Polres Muara Enim.

Menurut R Efendi seorang sopir Damri, ia membenarkan adanya bus Damri yang dihadang oleh puluhan sopir bus angkutan umun Muara enim – Palembang.

“Penghadangan tersebut terjadi pagi hari saat bus Damri melintas di daerah Gunung Megang. Sopir bus Damri yang dihadang adalah supir yang berangkat  pagi tadi.” Kata Efendi. Senin (21/5).

Namun adanya penghadangan itu membuat petugas Satlantas Polres Muara Enim dan Dinas Perhubungan Muara Enim mengambil tindakan cepat. Petugas Satlantas Polres Muara Enim langsung melakukan pengawalan bus Damri yang berangkat dari Muara Enim pukul 10.00 WIB menuju Palembang dengan menggunakan mobil patroli.

Sementara, beberapa sopir perwakilan bus angkutan umum melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Perhubungan Muara Enim H Riswandar, Kasat Lantas AKP Adik Listiyono di ruang rapat Mapolres Muara Enim. Pertemuan itu difasilitasi Kabag Ops Polres Muara Enim Kompol Irwan Andesta.

Sopir angkutan umum mengaku, sejak bus Damri dioperasikan penumpang mereka berkurang, karena masyarakat yang hendak ke Palembang naik Damri.

Sementara itu,  Hendrawan warga Muara enim, keberadaan bus Damri jurusan Muara enim – Palembang ini sangat disambut baik oleh masyarakat. Karna kondisi bus Damri masih bagus, dan layak, sehingga masyarakat banyak yang beralih naik bus Damri.

“Seperti kita ketahui bersama banyak bus angkutan umum jurusan Muara enim – Palembang yang sebetulnya tidak layak beroperasi, dan tidak nyaman untuk dinaiki. Tapi karena penumpang tidak adah pilihan lain, terpaksa naik bus yang tak layak. Nah dengan hadirnya bus Damri jurusan Muara enim-Palembang ini masyarakat sangat mendukung dan berharap bus Damri terus beroperasi melayani masyarakat Muara enim.” Kata Hendrawan.

Kami sangat menyayangkan adanya penghadangan tersebut, saya berharap para sopir bus umum, tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi mereka. Tapi masyarakat butuh angkutan umum yang layak. Saya berharap aparat  Kepolisian di wilayah Sumsel, mendukung dan setia mengamankan pengoperasian bus Damri ini, karna ini kebutuhan masyarakat.

“Dengan hadirnya bus Damri ini, kami berharap kepada pengusaha angkutan umum yang melayani  terayek Muara enim – Palembang agar melakukan perbaikan pelayanan kepada penumpang, dan peremajan bus, agar mampu bersaing secara terbuka dan tidak kehilangan penumpang. Jaman sudah berubah pelayanan transfortasi angkutan umumpun harus berubah kearrah yang lebih baik.” Tambah Hendrawan.

Menurut Awang, warga Muara enim, warga sangat senang dengan adanya bus Damri yang melayani jurusan Muara enim – Palembang, karena busnya layak dan ber AC, dan bertanggung jawab atas penumpang . Selama ini masyarakat yang terpaksa saja yang naik bus karna tidak ada pilihan lain.

“Saya kalau ke Palembang, biasanya selalu naik speda motor, karna saya tidak kuat naik bus. Perjalanan  Muara enim – Palembang memakan waktu biasanya setengah hari atau sekitar 6 jam, kadang lebih. Sedangkan bus jurusan Muara enim – Palembang kondisinya sangat memprihatinkan. Oleh karna itulah saya ke Palembang tidak pernah naik bus. Nah dengan adanya bus Damri sekarang ini saya merasa senang dan baru mau naik bus ke Palembang.” Kata Awang.

Menurut Awang, naik bus Damri disamping busnya layak, dan nyaman. Resiko kecelakaan dan resiko penodongan (kena begal) dijalan juga kecil.

“Masyarakat pasti berharap agar bus Damri ini harus tetap ada. Sudah waktunya ada perbaikan dibidang transportasi angkutan umum. Agar Sumsel terus maju. siapapun yang menghambat kami berharap pemerintah dan aparat penegak hukum harus bertindak tegas.” Ucap Awang.

Di tempat terpisah Kabag Ops Polres Muara Enim Kompol Irwan Andesta,  usai melakukan pertemuan dengan perwakilan sopir bus angkutan umum, ia mengatakan bahwa penghadangan itu dilakukan secara spontan oleh beberapa sopir.

“Mereka bukan demo, tetapi hanya spontan,” jelasnya.

Pada pertemuan itu juga diungkap Dinas Perhubungan, bahwa dari 16 unit bus angkutan umum yang ada, hampir seluruhnya izin trayeknya sudah mati. Kemudian kendaraan bus yang ada banyak tidak lolos uji kir, karena kondisi mobilnya sudah banyak tidak layak beroperasi.

Pada pertemuan itu, lanjutnya, bus Damri akan ditarik, jika po bus angkutan umum mampu melakukan perpanjangan izin trayek dan melakukan peremajaan mobil busnya yang ada saat ini hingga layak beroperasi.

“Jadi intinya, mereka diminta untuk bersaing sehat,” terangnya.

Sebagai informasi 2 unit bus Damri yang melayani jurusan Muara enim – Palembang ini, adalah bus rapit transit (BRT) yang dibeli Kementrian perhubungan tahun 2015 lalu. Awal mullah BRT tersebut untuk mengatasi kemacetan di kota Bandung. Namun karena bus-bus tersebut mangkrak, selanjutnya oleh PT Damri, dialihkan pengoperasinya di daerah Sumatra selatan, nah baru-baru ini karna mangkrak oleh PT Damri, dialihkan pengoperasianya melayani rute Muara enim – Palembang.

Sebetulnya desain BRT tersebut bukan untuk bus antar kota dalam Provinsi (AKDP) tapi untuk bus perkotaan. Dan menaikan penumpang harus melalui pintu tengah dan melalui halte (silter).

Namun karena bus BRT tersebut sudah terlanjur dibeli oleh Kemenhub tahun 2015, dan ketimbang BRT mangkrak di Bandung. Oleh PT Damri, bus BRT bekas tersebut dipindah-pindah beroprasi di Sumsel. Yang terakhir ini di Kabupaten Muara enim. (jun)

Jadwal keberangkatan bus Damri Muara enim – Palembang :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!