Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Jembatan Bambu Rp 200 Juta Di Ponorogo, Mendadak Viral

×

Jembatan Bambu Rp 200 Juta Di Ponorogo, Mendadak Viral

Sebarkan artikel ini
Jembatan Tukung Desa Bulak, Kecamatan Balong, yang dibiayai APBD Ponorogo 2020 sebesar Rp 199.659.000

PONOROGO, NusantaraPosOnline.Com-Proyek pembangunan jembatan Tukung Desa Bulak, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa timur, ramai menjadi sorotan dan diperbincangkan warganet.

Pasalnya, proyek jembatan milik Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ponorogo, yang terbuat dari sesek bambu itu disebut-sebut menelan APBD Ponorogo 2020 sebesar Rp 199.659.000.

Akun Twitter @txtdrpemerintah mengunggah dua buah foto yang menunjukkan penampakan jembatan tersebut dan papan nama proyek yang tercantum nama instirusi Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman Ponorogo.

Dalam papan nama proyek, jembatan bambu ini dikerjakan CV Pagun mas, dengan nilai kontrak Rp 199.659.000, dan dibangun pada 19 September 2020 lalu, dengan masa pengerjaan 60 hari kerja. Sedangkan konsultannya adalah CV Armenid.

Proyek jembatan yang menghabiskan angaran Rp 199.659.000, membuat warga terkejut melihat penampakan jembatan dengan anggaran yang dinilai begitu kontras. Tak sedikit pula yang melaporkan kejadian tersebut dengan mencolek akun Twitter Kementerian PUPR.

Terkait hal tersebut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto Purnomo, mengatakan jembatan sesek tersebut buatan dari warga di dua desa, Desa Bulak dan Desa Pandak.

Dia menyebut sesek itu berada di atas fondasi atau landhope dari proyek perbaikan jembatan di lokasi tersebut. “Jembatan sesek dari bambu dibuat warga,” kata Jamus.

Jamus menuturkan jembatan Bulak-Pandak yang baru berbentuk fondasi itu merupakan permintaan masyarakat yang diajukan ke Bappeda Ponorogo.

Pembangunan jembatan dengan panjang bentang 10 – 11 meter dan lebar 3 meter setidaknya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta.

Jamus, juga ,emjelaskan, bahwa pada tahun ini anggaran yang tersedia untuk pembangunan jembatan tersebut hanya Rp 200 juta. Untuk itu, pada tahap awal ini diwujudkan dalam bentuk landhope jembatan.

“Kemudian hal tersebut ditawarkan ke masyarakat. Mereka bersedia. Maka dibangunlah fondasi itu dan jadi. Struktur utama akan dilanjutkan 2021,” ujarnya.

Setelah bangunan landhope selesai, lanjut Jamus, warga berinisiatif untuk membuat jembatan sesek di atasnya. Jembatan sesek ini dibuat untuk mempermudah akses masyarakat, agar warga bisa lewat sehingga tidak perlu memutar.

Kepala Desa Bulak, Arini, mengatakan warga sangat membutuhkan keberdaan jembatan yang ada di jalan poros desa ini. Apalagi, jembatan ini menghubungkan dua desa.

“Sebenarnya ada jalan alternatif agar warga tidak perlu memutar, tetapi saat ini jalan tersebut ditutup karena sedang dibangun yaitu sedang dicor.” Ujar Kades. (edy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!